Minggu, 17 Januari 2010

Resensi

Judul penelitian: Terapi Identifikasi
Nama Peneliti:Bahril Hidayat Lubis ,S.psi

Ringkasan dan Hasil Penelitian

Terapi Identifikasi merupakan bentuk teknik penyembuhan gangguan psikosis yang berlandaskan 3 teknik terapi yaitu terapi kognitif,RET,dan terapi transpersonal berupa Tafakkur,muhasabah,tadabbur qur'an,dan doa-doa khusuk.

Asumsi dasar dari terapi identifikasi adalah pertama gangguan psikologis disebabkan oleh respons stimulus instrinsik dan ekstrinsik yang malasuai.Asumsi kedua yaitu terapis harus bisa membangkitkan kompetensi kognitif klien untuk mampu berpikir secara rasional untuk menyangkal halusinasinya dan membawa klien kembali kepada dunia pengindraan dan perasaan yang nyata.
Terapi identifikasi sudah terbukti ampu karna teknik ini merupakan teknik bagi peneliti untuk mengatasi gangguang psikosisnya yang dideritanya lebih dari 3 tahun.
Dalam penggunaan teknik peneliti membagi kemampuan penderita psikosis untuk melakukan kontak lingkungan menjadi 3 fase:

1.Fase Terputus{black phase} ,sama sekali tidak;kemampuan kontak sangat kecil;tidak mampu kontak dengan realitas/lingkungan yaitu hanya mampu kontak dengan persentase 1-20%
2.Fase transisi{Grayg phase},yaitu klien masih dapat diajak komunikasi dan memahami intruksi dengan persentase 21-50%
3.Fase kontak{white phase},klien telah mampu melakukan kontak dan kooperatif dengan lingkungan yaitu kemampuan kontak dengan persentase 51-70%

klien dalam fase terputus tidak bisa ditangani dengan teknik ini namun psikofarmalogis dengan obat-obatannya sangat membantu

adapun langkah-langkah dalam terapi identifikasi terdiri dari wawancar awal,proses terapi,pengertian tindakan,dan mengakhiri terapi.

Pada tahap wawancacara adalah saat seorang terapis harus membangun chemistry dengan klien sehingga klien paham terhadap tujuan yang ingin dicapainya dan begitu juga terapis. Untuk kemudian pada tahap proses terapi disaat inilah saat dimana terapis harus ngotot untuk membantu klien berpikir secara rasional terhadapa halusinasi-halusinasinya dibarengi dengan memasukkan nilai-nilai spritual yang menguatkannya.Dan yang paling penting adalah terapis harus membantu klien untuk selalu berada dalam kesadarannya dengan memerintahkan untuk mempraktekkan kegiatan-kegiatan spiritual secara kontinu seperti sholat,zikir,muhasabah,tafakkur,dan tadabbur alqur'an.
Pada tahap ke 3 yaitu pengertian tindakan.terapis meminta klien tuk mereview nilai-nilai yang telah ia peroleh serta komitmen klien untuk kekeuh untuk terus memegang nilai-nilai spiritual yang diberikan padanya .Guna tuk melawan halusinasinya dan kekuatan untuk melawannya hanya akan timbul bila klien mempraktekkan sholat,zikir,muhassab,tafakkur,dan tadabbur qur'an dengan penuh penghayatan.
Dan tahap terakhir dari langkah terapi ini adalah tahap mengakhiri terapis ,pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap efektivitas dari proses-proses terapi yang dijalani selama ini.apakah ini menghasilkan perubahan atau tidak.

SIMPULAN
Sudah saatnya memberikan nilai positif pada penderita psikosis dan tidak menganggap mereka gila sebenarnya karna itu hanya membuat mereka makin menikmati kegilaan mereka,mereka butuh pembekalan-pembakalan nilai-nilai positif seperti nilai spritual dalam diri mereka,dan mereka harus dipandu secara berkesinambungan untuk membangkitkan kemampuan kognitif mereka sehingga mereka bisa mengatasi halusinasi-halusinasi mereka sendiri.dan tak ada yang lebih kuat ketimbang kekuatan spiritual yang berusaha dibangkitkan pada saat mempraktekkan dan memaknai kegiatan-kegiatan spiritual seperti sholat,zikir,muhasabah,tafakkur,dan tadabbur alqur'an.Diharapkan dengan melakukan tindakan-tindakan dan penanaman nilai-nilai spiritual diatas tidak hanya menyembuhkan klien dari halusinasinya tapi juga membentuknya menjadi pribadi muslim sejati yang berakhlakul karimah.

Related Posts sesuai kategori



0 komentar: