Senin, 07 Desember 2009

*Aktivitas psikis tidak ditentukan oleh prinsip kesenanangan,melainkan muncul secara otonom melalui libido dan ditentukan terutama oleh prinsip pelepasan energi

*Sistem kepribadian saling berhubungan yaitu kesadaran,ketidaksadaran pribadi,dan ketidaksadaran kokektif

*Pusat dari kesadaran adalah ego yang terdiri dari ingatan,pikiran,dan perasaan

*Pengalaman-pengalaman pribadi,harapan-harapan,dan dorongan-dorongan yang pernah disadari tetapi tidak dikehendaki oleh ego sehingga terpaksa didorong masuk ke ketidaksadaran adalah kesadaran pribadi,Ketidaksadaran bisa muncul kembali ke kesadaran dan mempengaruhi tingkah lalu

*Ketidaksadaran kolektif adalah sistem yang sangat berpengaruh terhadap,yaitu merupakan pembawaan rasial yang diwariskan nenek moyang berupa kelahiran,kematian,menghadapi bahaya,dan lain lain

*Neurosa=ego tak bisa menjaga keseimbangan dorongan dari ketidaksadaran kolektif dan ketidaksadaran pribadi

*Kepribadian manusia berdasarkan fungsi:
-Kepribadian yang rasional ,yaitu orang yang paling dipengaruhi oleh akal atau rasio
-Kepribadian yang intuitif yaitu kepribadian yang dipengaruh oleh firasat.Orang ini bersifat spontan
-Kepribadian emosional,orang yang sangat dikuasai emosinya,cepat jadi sedih atau cepat menjadi gembira
-Kepribadian yang sensitif yaitu kepribadian yang sangat dipengaruhi oleh pancaindra.

*Kepribadian manusia berdasarkan reaksi terhadap lingkungan yaitu:
-Kepribadian ekstrover,terbuka
-kepribadian introver,kepribadian tertutup yang banyak berorientasi pada diri sendiri
-Kepribadian ambivert,tidak bisa digolongkan ,ekstrovert atau introvert

ALFRED ADLER{1870-1937}

SIAPA?
*Dokter ahli penyakit dalam,dilahirkan tanggal 7 februari 1870 dan meninggal 25 mei 1937 di Aberdeen.

*Manusia bekerja bukan karna dorongan agresi,libido,dan dorongan untuk mati tetapi manusia bekerja karna DORONGAN KELEMAHANNYA dan ingin tetap SURVIVE

*Manusia mengadakan Kompensasi atas kelemahan organisnya dan kemudian mengembangkan akalnya

*Organ inferiority setiap manusia tidaklah sama,melainkan khas bagi masing masing orang,tergantung tujuan

*Manusia punya Hasrat untuk dianggap penting

*Neurosa terjadi apabila perasaan rendah diri bisa menjadi kompleks rendah diri

G.GrANVILLE STANLEY HALL{1844-1924}

SIAPA?
*TEOLOGIA,dan DOKTOR Psikologi
*Pendiri APA{american psychological association}
*Seseorang yang memperkenalkan psikoanalisa ke Amerika serikat

PEMIKIRANNYA?
*TEORI EVOLUSI:
"Proses perkembangan individu sejak lahir sampai dewasa adalah bentuk singkat dari proses perkembangan makhluk yang bersangkutan dari mulai tingkatnya yang paling sederhana sampai tingkat yang sempurna"

*Perkembangan jhwa manusia adalah miniatur dari perkembangan jiwa manusia sebagai makhluk

H.GUSTAVE LE BON{1841-1931}

SIAPA?
*Sarjana berbangsa prancis yang dilahirkan pada tanggal 7 mei 1841 dan meninggal pada tanggal 15 desember 1931
*Pencetus teori tingkah laku kelompok
PEMIKIRAN?
*Individu dalam kelompok bertingkah laku impulsif,mobil,iritable,intoleran,sugestibel,dan diktatorial dan sebagainya itu karena kelompok dikuasai oleh semacam jiwa bersama dan jiwa bersama inilah yang mengatur tingkah laku individu-individu dalam kelompok itu.

*Dalam kelompok individu tidak bisa lepas dari jiwa bersama

Senin, 30 November 2009

RESUME TENTANG PSIKOANALISA DAN TOKOHNYA

A.FRANZ ANTON MESMER{1734-1815}

SIAPA?
Sarjana KEDOKTERAN Jerman yang dilahirkan dIznang pada tanggal 1734 dan meninggal padat tanggal 5 agustus 1815 di Merersburg,penemi teknik HIPNOTISME MESMERISME,bukan tokoh PSIKOANALISA

PEMIKIRANNYA?
"Manusia bisa SEMBUH bila menerima DAYA PENYEMBUH MAGNETIS{currative power of magnetic iron} yg
timbul dari semacam cairan yang terdapat dalam dirinya ,penyaluran DAYA disalurkan melalui sebatang MAGNET"

KENAPA BERPERAN DALAM PSIKOANALISA?
Karna menggunakan TEKNIK HIPNOTIS

2a.JEAN MARTIN CHARCOT{1825-1893}

SIAPA?
*DOKTER dari negara PRANCIS yang lahirmya tanggal 29 november 1825 dan meninggalnya pada tanggal 16 agustus 1893.

*J.M.CHARCOT Pengguna teknik hipnotis

*GURUNYA SIGMUND FREUD

PEMIKIRANNYA?
*"HISTERIA adalah Gangguan emosi yang memblokir berfungsinya salah satu anggota tubuh,sekalipun tidak ada gangguan organis"

*Histeria pada umumnya terdapat pada wanita

*PROSES HISTERIA dimulai dari usaha pasien untuk melupakan peristiwa yang menggoncangkan jiwa lalu pasien melumpuhkan salah satu anggota badannya.

*PASien histeria bisa sembuh dengan Menekan KELUAR peristiwa yang tersimpan di ALAM KETIDAKSADARAN ke ALAM SADAR"

KENAPA BERPERAN DALAM PSIKOANALISA?
*BELIAU gurunya Sigmund Freud yang merupakan PENDIRI aliran Psikoanalisa
*Pengguna teknis Hipnotis

3a.PIERRE JANET{1859-1947}

SIAPA?
*DOKTER dan AHLI FILSAFAT yang lahir tanggal 30 mei 1859-24 februari 1947

PEMIKIRANNYA?

*"Studi yang ilmiah dari Psikologi hanya dapat dilaksanakan bila semua proses mental diterjemahkan sebagai tingkah laku"

*Manusia itu DINAMIS bukan tergantung lingkung seperti yang dikatakan BEHAVIORISME

*TEORI STRATA:
"Kepribadian tertinggi adalah kepribadian yang bertindak melalui akal sehat bukan lagi berdasarkan refleks refleks"

*Kecenderungan memiliki ENERGI tertentu

D.Sigmund Freud{1856-1939}

SIAPA?
*Seorang Jerman keturunan Yahudi yang dilahirkan pada tanggal 6 mei 1856 di freiberg dan meninggal pada tanggal 23 september 1839


*Pendiri PSIKOANALISA

PEMIKIRINNYA?

*"JIWA itu ibarat GUNUNG ES, isi GUNUNG ES itu ada di BAWAHnya dan sangat berpengaruh besar dalam membentuk GUNUNG ES,seperti itu juga JIWA MANUSIA KETIDAKSADARAN merupakan ISI DARI MANUSIA itu dan merupakan sumber segala sikap dimulai"

*JIWA terbagi atas KESADARAN,PRASADAR,DAN KESADARAN

*"EGO merupakan pengatur DORONGAN dari KETIDAKSADARAN,jika saat EGO tidak cukup kuat menahan desakan desakan maka itu merupakan sebuah keABNORMALAN"

*"Manusia yang SEHAT secara Psikoanalisa adalah MANUSIA yang berpikir secara RASIONAL/teliti dalam bersikap setiap SAAT hidupnya"

*Dorongan Seksual dan dorongan agresi ada sejak manusia lahir

*KETidaksadaran merupakan jumlah dari Dorongan lahir dan dorongan -dorongan yang bersumber dari PENGALAMAN-PENGALAMAN yang TRAUMATIS

*jiwa terdiri dari 3 Sistem:
-id=terletak pada ketidaksadaran,tempat dorongan primitif ,dorongan mati dan dorongan hidup
-Superego=nilai nilai kebaikan dari lingkungan
-Ego=wasit antara dorongan id dan superego
*Mekanisme pertahanan diri diri digunakan ego tuk melindungi diri

*SEMBILAN MEKANISME PERTAHANAN DIRI:

1.Represi>aktifitas menyimpan kenangan PAHIT/ancaman ke dalam KETIDAKSADARAN dan tdak dapat dikeluarkan ke alam KESADARAN DAN diPRAKESADARAN

2.Pembentukan
REAKSI{Reaction Formatio

*Sikap Seseorang yang bereaksi menerut Superego,dan melawan id

3.Proyeksi
*Sikap Membuat orang lain seolah olah jahat

4.Penempatan ya ng Keliru

*Sikap melampiaskan perasaan karna dihambat superego

5.Rasionalisasi
*Sikap penalaran segala hal yang diatur oleh SUPEREGO

6.Supresi
*Menahan Id yang keluar dari KETIDAKSADARAN,sehingga tidak jd KELUAR

7.Sublimasi

*Sikap melakukan id tapi yang sesuai dengan tuntutan masyarakat

8.Kompensasi
*Usaha untuk menutupi kelemahan

9.Regresi

*Sikap menghindari kegagalan sehingga kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah.

*Teori kepribadian
"Setiap orang terdapat seksualitas anak anak"

tingkat seksualitas:
-FASE ORAL =kepuasan seksual bayu menyusu pada ibu
-Fase Anal=duduk di pispot lama lama,usiah 2 tahun
-Fase phalic=seksual dari kelamin,6-7 tahun
-Fase latent=fase tidak beraktivitas seksual,7-8 tahun
-Fase genital=mendapat kepuasan seks di alat alat kelamin,dimulai dari remaja

*"Hipnosa tidak efektif dalam menghilangkan Gangguan emosional,penyebab gangguang dapat dihilangkan dalam keadaan SADAR dan inilah satu satunya cara yang paling efektif"

*MImpi adalah isi dari KETIDAK SADARAN


E.Carl Gustaf Jung{1875-1961}

SIAPA?
*Seorang dokter yang belajar psikoanalisa dari Sigmund Freud
*Ia dilahirkan pada tanggal 26 juli 1875 di kesswil dan meninggal tanggal 6 juni 1961 di Kusnacht,Swiss.
*Pendiri kongres internasional psikoanalisa


PEMIKIRAN?
*Libido bukan sebagai dorongan dorongan seksual,melainkan sebagai ENERGI yg mendasari bermacam-macam proses mental seperti berpikir,merasa,berhasrat.

Minggu, 29 November 2009

terapi identifikasi

Terapi Identifikasi


Abstrak



Pada dasarnya, Terapi Identifikasi berpijak pada berbagai psikoterapi yang berkembang selama ini. Kemudian asumsi teoritis yang telah ada tersebut dikembangkan berdasarkan langkah-langkah terapeutik yang telah terbukti melalui penelitian maupun berdasarkan pengalaman para ahli dalam memberikan layanan psikoterapi pada penderita psikosis afektif. Lebih dari itu, jenis terapi ini disusun berdasarkan pengalaman langsung penulis dalam mengatasi gangguan psikosis yang diderita selama lebih dari tiga tahun.


Terapi Identifikasi ini dikembangkan berdasarkan landasan pemikiran dalam RET, terapi kognitif, dan beberapa terapi Transpersonal-Islam yang diarahkan kepada pencapaian insight klien dalam mengatasi gangguan psikosis. Terapi Transpersonal-Islam adalah sintesis konsepsi yang diterapkan oleh penulis dalam pengalamannya mengatasi gangguan psikosis, yaitu mencakup tafakkur, do’a, muhasabah, dan tadabbur al-Qur’an. Sistematika yang disusun diharapkan dapat diaplikasikan secara sistematis dan sekuensial dalam proses psikoterapi.


Pada akhirnya, sistematika tersebut mencakup proses reedukasi kompetensi kognitif klien yang diarahkan secara didaktif dan direktif oleh seorang terapis, karena penderita umumnya membutuhkan figur yang kredibel untuk membantunya dalam mencapai insight itu. Walaupun sistematika ini akan menggabungkan beberapa pendekatan kontemporer, namun aspek fundamental adalah pada proses identifikasi gejala-gejala psikosis yang diderita oleh klien dan disadarinya secara penuh untuk kemudian mencari problem solving dari permasalahan itu. Landasan filosofis klien adalah melalui aktivasi SQ dan EQ yang tepat, kontinu, dan elaboratif. Terakhir, dengan mudah terapis akan memunculkan insight klien tentang pola-pola respon permasalahan yang lebih sehat dan adaptif dalam kehidupannya.


Ide Utama Terapi Identifikasi

Pada dasarnya, Terapi Identifikasi berpijak pada berbagai psikoterapi yang berkembang selama ini. Kemudian asumsi teoritis yang telah ada tersebut dikembangkan berdasarkan langkah-langkah terapeutik yang telah terbukti melalui penelitian maupun berdasarkan pengalaman para ahli dalam memberikan layanan psikoterapi pada penderita psikosis. Lebih dari itu, jenis terapi ini disusun berdasarkan pengalaman langsung penulis dalam mengatasi gangguan psikosis afektif yang diderita selama lebih dari tiga tahun.



Asumsi dasar Terapi Identifikasi ada dua prinsip. Pertama, gangguan psikologis disebabkan oleh pola respon stimulus intrinsik dan ekstrinsik yang malasuai. Hal itu menjadi penyebab utama gangguan psikologis yang berat (psikosis) dan sebagian ganggaun psikologis ringan (non-psikosis). Oleh karena itu, jika individu terlanjur memiliki perspektif dan kepribadian yang malasuai maka terapis harus mengubah cara pandang yang salah tersebut. Kedua, membangkitkan kompetensi kognitif klien untuk mampu berpikir secara rasional untuk menyangkal halusinasinya dan membawa klien kembali kepada dunia penginderaan dan perasaan yang nyata. Hal itu berarti bahwa untuk meyakinkan klien tentang segala sesuatu pengalaman halusinasinya adalah palsu. Oleh karena itu, aspek psikologis yang perlu dibangkitkan dalam diri klien adalah kompetensi kognitifnya untuk menyangkal halusinasi itu secara logis.


Teknik tersebut terbukti efektif diterapkan pada kasus John Nash (ahli matematika, dalam film A Beatiful Mind)), pasien dr. Milton Rokeach di RS Ypsilanti Amerika Serikat, dan penulis sendiri. Khusus pada contoh kasus yang dihadapi oleh Dokter Milton Rokeach menunjukkan keberhasilan penanganan pada pasien skizofrenik. Meskipun ia menerapkan metode sistematik yang berbeda, akan tetapi ide pokoknya sama dengan teknik Terapi Identifikasi*.


Setiap gejala halusinasi penderita psikosis memiliki indikasi terpola dan repetitif. Oleh karena itu, pengalaman halusinasi klien dielaborasi untuk diidentifikasi secara didaktif, direktif, dan dialogis oleh bantuan seorang terapis. Setelah klien berhasil mengatasi hal itu maka terapis kembali mengidentifikasi gejala-gejala lain untuk diatasi dalam proses terapeutik selanjutnya.


Akan tetapi, terapis tidak akan mempu membawa klien ke arah itu jika terapis hanya mengandalkan fase konfrontir yang memaksakan kompetensi kognitif terapis melalui konseling atau teknik psikoterapi tertentu. Dunia psikosis adalah sebuah dimensi terpecahnya kompetensi kognitif yang disebabkan oleh kebingungan untuk mencari solusi dari permasalahan psikologis. Hal itu bahkan menjadi lebih sulit karena adanya gejala halusinasi. Halusinasi itu kemudian membawa klien semakin jauh dari solusi yang sebenarnya karena ia telah dipengaruhi oleh penginderaan dan perasaan yang palsu. Dalam analisis yang lebih mendalam, ia akan semakin sulit untuk membedakan yang benar dan salah, atau yang palsu (halusinasi) dan nyata dari apa yang dialaminya. Oleh karena itu, terapis harus memasuki kompetensi kognitif klien—yang pasti berbeda dengan kompetensi kognitif terapis—untuk dapat meyakinkan diri klien sendiri bahwa pengalaman halusinasi itu adalah palsu. Oleh karena itu, terapis harus mengenali sudut kognitif klien yang menonjol. Misalnya sudut kognitif pada aspek pemahaman, analisis, dll.


Gangguan psikosis yang pada umumnya berakar dari ketidakmampuan mengatasi permasalahan secara logis dan tepat—dalam standar perangkat psikologis yang sehat, maka berakibat pada gangguan yang lebih parah jika klien terbawa dan yakin terhadap halusinasinya. Semakin klien terbawa dalam gejala psikosisnya maka semakin mundur kompetensi kognitifnya untuk bisa menganalisis dan mengevaluasi gejala-gejalanya sendiri. Oleh karena itu, terapis harus mampu mengoptimalkan kompetensi kognitif klien secara dialogis dalam proses Terapi Identifikasi.


Terapi Identifikasi ini dikembangkan berdasarkan landasan pemikiran dalam RET, terapi kognitif, dan beberapa terapi Transpersonal-Islam yang diarahkan kepada pencapaian insight klien dalam mengatasi gangguan psikosis. Landasan utama pendekatan Islaminya adalah mengulang-ulang (repetitive) tafakkur, muhasabah, tadabbur Qur’an, dan doa yang khusu’ dalam fase-fase psikoterapi. Sistematika yang disusun diharapkan dapat diaplikasikan secara sistematis dan sekuensial dalam proses psikoterapi. Sistematika itu mencakup proses reedukasi kompetensi kognitif klien yang diarahkan secara didaktif dan direktif oleh seorang terapis, karena penderita umumnya membutuhkan figur yang kredibel untuk membantunya dalam mencapai insight itu. Kemudian, sistematika ini akan menggabungkan beberapa pendekatan kontemporer, namun aspek fundamental adalah pada proses identifikasi gejala-gejala psikosis yang diderita oleh klien dan disadari secara penuh untuk kemudian mencari problem solving dari permasalahan itu. Terakhir, dengan mudah terapis akan memunculkan insight klien tentang pola-pola respon permasalahan yang lebih sehat dan adaptif dalam kehidupannya.


Pada sesi terakhir dalam proses Terapi Identifikasi adalah proses internalisasi oleh terapis agar klien mengupayakan preservasi kondisi mental yang sehat melalui aktivasi aspek Emotional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ) yang berkesinambungan. Jika klien berhasil—minimal—mempertahankan aspek EQ dan SQ menjadi kerangka-filosofisnya dalam merespon setiap permasalahan, maka klien akan dapat meningkatkan kemampuan EQ dan SQ secara gradual dalam perkembangan psikologisnya. Dengan otomatis, klien terlepas dari ketidakberdayaannya terhadap stimulasi psikologis yang dipandang mengancam, baik bersifat intrinsik, maupun ekstrinsik.







Langkah-Langkah Psikoterapi

Terapi Identifikasi*

I. Wawancara awal

Dari wawancara awal ini akan diketahui apa saja yang menjadi permasalahan ataupun keluhan klien. Jika klien mengalami kondisi putusnya kontak dengan realitas, maka penulis menyarankan sebaiknya adanya koordinasi dengan psikiater untuk mendapatkan pendekatan psikofarmakologis. Karena penulis membagi kemampuan penderita psikosis untuk melakukan kontak dengan realitas/lingkungan atas tiga fase, yaitu:

1. Fase Terputus (Black Phase), yaitu samasekali tidak ada; kemampuan kontak sangat kecil; tidak mampu kontak dengan realitas atau lingkungan yang nyata, yaitu hanya mampu kontak dengan persentase 1-20 %.

2. Fase Transisi (Gray Phase), yaitu klien masih dapat diajak berkomunikasi dan memahami instruksi dengan persentase 21-50 %.

3. Fase Kontak (White Phase), klien telah mampu melakukan kontak dan kooperatif dengan lingkungan, yaitu kemampuan kontak dengan persentase 51-70 %.


Dengan bantuan psikofarmakologis maka diharapkan klien dapat memasuki fase transisi lebih cepat dibandingkan tanpa bantuan obat. Dengan kata lain, apabila klien masih berada dalam fase terputus maka dimensi psikoterapi psikologis-spiritual akan cenderung tidak efektif.


Dalam ta­hap pertama ini perlu juga dikemukakan tentang apa yang akan terjadi selama terapi berlangsung. Aturan-aturan apa saja yang perlu diketahui oleh klien. Apa yang akan dila­kukan terapis dan apa yang diharapkan dari klien perlu diungkapkan pula. Tugas terapis adalah memberikan per­hatian penuh dan mendengarkan dengan seksama apa yang diungkapkan oleh klien. Tugas klien adalah mence­ritakan semuanya pada terapis. Jangan sampai terbalik bahwa terapis yang banyak bicara dan klien yang mende­ngarkan. Hal ini sering terjadi di Indonesia karena terapis dianggap paling tahu dan menganggap dirinya demikian sehingga ia yang banyak bicara, misalnya memberi nasihat, dan klien hanya mendengarkan saja. Kalau sampai terjadi seperti ini berarti interaksi bukan merupakan proses psiko­terapi, tetapi konsultasi.


Dalam tahap ini yang penting lagi adalah adanya per­sekutuan antara klien dengan terapisnya untuk melawan masalah yang dihadapi klien. Supaya terjadi hubungan ini tentunya perlu dibina rapport, yaitu hubungan yang menimbulkan keyakinan dan kepercayaan klien bahwa ia akan dapat ditolong. Tanpa rasa ini klien akan lari sebe­lum mulai. Terapi tidak akan dapat berjalan seperti yang diharapkan.


Selain itu perlu juga dikembangkan komitmen klien untuk menjalankan perannya sebagai klien. la harus ber­sedia untuk mengutarakan pikiran dan perasaannya tan­pa diseleksi. la bersedia mengkomunikasikan pengalaman-­pengalamannya sekaligus mengkajinya.


Kerja sama yang baik antara klien dan terapis perlu dibina di sini. Kontrak terapiutik perlu pula dikemukakan di tahap ini. Termasuk di dalamnya adalah persetujuan antara tu­gas klien dan tugas terapis. Kapan dan di mana terapi dilakukan dan berapa lama. Juga perlu dikemukakan di sini tujuan yang akan dicapai oleh klien dalam terapi. Perlu pula dikemukakan keterbatasan terapi. Apa yang dapat dijanjikan terapis dan apa yang dapat diharapkan oleh klien. Hal ini penting dikemukakan karena terapi tidak menjanjikan secara pasti hasilnya. Untuk meyakinkan klien perlu dikemukakan keberhasilan yang telah dialami terapis untuk kasus-kasus yang sama. Selain itu, dapat juga dikemu­kakan hasil penelitian tentang efektivitas pendekatan yang digunakan terapis pada klien.


II. Proses Terapi

Dalam memulai psikoterapi-psikologis yang menggunakan Terapi Identifikasi, maka klien minimal harus memasuki fase transisi karena jika klien masih berada dalam fase terputus maka instruksi-komunikatif tidak akan efektif terhadap klien. Dengan bantuan psikofarmakologis maka diharapkan klien dapat memasuki fase transisi lebih cepat dibandingkan tanpa bantuan obat. Dengan kata lain, apabila klien masih berada dalam fase terputus maka dimensi psikoterapi psikologis-spiritual dalam Terapi Identifikasi tidak akan berhasil.


Pada Fase Transisi, terapis harus berhasil meyakinkan klien tentang kepalsuan atau ketidak-nyataan halusinasinya. Teknik sederhana meyakinkan klien bahwa halusinasinya tidak nyata adalah dengan cara mengkonfrontir halusinasi klien menurut kompetensi kognitifnya yang harus ditonjolkan. Misalnya, suatu halusinasi tentang keberadaan kecenderungan bunuh diri dapat dijabarkan melalui lima ranah kognitif sebagai berikut.

1. Pengetahuan, mencakup aspek fakta, kaidah, dan prinsip. Bunuh diri adalah suatu konsep yang bertentangan dengan fakta, kaidah dan prinsip moral dan sosial. Oleh karena itu, klien harus diyakinkan bahwa perintah bunuh diri itu adalah berasal dari suatu dimensi yang salah karena bunuh diri bertentangan dengan tiga aspek fundamental itu.

2. Pemahaman, mencakup aspek menguraikan, mengubah suatu konsep/data ke konsep/data lain. Contoh, suara atau tokoh yang memerintahkan untuk bunuh diri adalah suatu instruksi yang berasal dari dimensi yang tidak nyata. Untuk mengkonfrontir itu, mintalah klien untuk menceritakan secara lengkap tentang subjek halusinasinya, kemudian terapis temukan pola-pola yang realistik yang menggambarkan bahwa halusinasi itu salah dan irasional. Misal, subjek halusinasinya berupa perempuan, sedangkan perempuan (halusinasi itu) merupakan manifestasi dari precipitating eventnya, jika subjek mengalami pencetus dari perempuan. Atau lihat kasus John Nash. Ia mengatakan,”Ia tidak pernah tumbuh.”

3. Penerapan, mencakup menerapkan prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah yang sudah dibahas dalam psikoterapi. Tahap aplikasi ini merupakan sebuah tahap yang vital dan klien harus mendapatkan kontrol yang tepat dari lingkungan agar ia merasa bertanggung-jawab untuk melaksanakannya. Ia harus mendapat kontrol dalam memahami bahwa bunuh diri merupakan suatu dorongan yang harus dicegah semaksimal mungkin. Hal itu harus mendapat dukungan dari lingkungan, terutama diri klien sendiri.

4. Analisis, yaitu mencakup satu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami. Kecenderungan halusinasi bunuh diri dapat dianalisis secara logis kepada klien. Jabarkan pola kehidupan klien yang mencetuskan gangguannya, yaitu latar belakang hidupnya sejak kecil hingga muncul gangguan. Kemudian identifikasi gangguan beserta simtomnya. Yakinkan klien bahwa halusinasi bunuh dirinya merupakan manifestasi dari alam bawah sadarnya tentang kecemasan yang tinggi tentang kehidupan ini sehingga dorongan bunuh diri sangat kuat.

5. Evaluasi, yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat dengan mempertanggung-jawabkan pendapat itu berdasarkan prinsip yang benar. Arahkan klien untuk membuat suatu evaluasi bahwa bunuh diri merupakan suatu pendapat yang salah karena ia berasal dari “dimensi” yang salah. Lagipula, pendapat yang lebih tepat adalah ciptakan pola-pola responsif terhadap stimulus yang lebih adaptif dan sehat dalam pandangan psikologis-spiritual.


Banyak intervensi yang dilakukan oleh terapis. Su­paya terjadi komunikasi yang mengalir dengan baik perlu dilakukan beberapa hal, yaitu mengkaji pengalaman klien, menggali pengalaman masa lalu kalau itu memang relevansi dengan keluhan klien. Hal penting lainnya adalah meng­kaji hubungan antara terapis dan klien saat ini dan di sini. Selain itu perlu juga dilakukan pengenalan, penjelasan, dan pengartian perasaan dan arti-arti pribadi pengalaman klien. Semua ini termasuk intervensi yang dilakukan terapis yang akan dikemukakan di bawah nanti.


Dalam proses terapi inilah terapis mulai memasukkan nilai-nilai filsafat-spiritual dan kerangka psikologis yang sehat. Terapis memberikan tugas kepada klien untuk mengaplikasikannya dalam aktivitas sehari-hari. Beberapa metode terapi Islam yang efektif adalah sebagai berikut.

1. Shalat
Shalat dapat menimbulkan kesadaran penuh tentang identitas-diri yang dapat berperan sebagai upaya kuratif bagi abnormalitas, bahkan efektif pada fase preventif (al-Ankabut:45) Korelasi positif antara shalat dan identitas-diri dapat diinterpretasikan dalam dua hal sebagai berikut.


a. Identitas-diri secara lahiriah.
Gerakan-gerakan dalam aktivitas-spiritual shalat merupakan refleksi dari identitas-diri secara lahiriah. Gerakan shalat yang dimulai dengan niat—kami lebih cenderung mengambil pendapat Imam Syafi’i yang mengatakan bahwa niat merupakan bagian mutlak dalam shalat, gerakan berdiri dengan keadaan tangan bersedekap pada perut dan menghadap kiblat, kemudian gerakan ruku’, gerakan i’tidal, lalu gerakan sujud, duduk antara dua sujud, hingga diakhiri dengan salam merupakan serangkaian aktifitas spritual yang mencerminkan identitas-diri sebagai hamba/abd. Terutama gerakan ruku’ dan sujud yang bermakna bahwa pelaku shalat ialah makhluk yang lemah, tak berdaya, rendah, dan mengharapkan rahmat dan karunia dari Dzat Yang Maha Agung yang disembah. Dengan kata lain, pelaku aktivitas-spiritual shalat seakan-akan menjelaskan kepada orang disekitarnya bahwa ia adalah seorang hamba yang rendah dan mengharapkan pertolongan dan perlindungan dari Dzat Yang Maha Kuasa.

b. Identitas-diri secara batiniah
Menurut para ulama, setiap gerakan shalat memiliki makna yang khas sesuai dengan yang tercantum dalam ikhtisar identitas-diri secara lahiriah. Lebih dari itu, aktifitas-spiritual shalat akan mendatangkan makna identitas-diri yang lebih hakiki.


Rasulullah saw. pernah bersabda bahwa kita dapat melihat Allah secara ihsan apabila beribadah shalat dengan khusuk (Riyadhussalihin Jilid 2, hal 147). Hadits itu bermakna bahwa dengan shalat, maka hati yang Ihsan akan merasakan kehadiran Allah. Kemudian, para eksponen tasawuf/kaum sufistik—kaum orientalis cenderung menyebut orang sufi sebagai aliran mistisisme—menjelaskan ekstensifikasi makna dari shalat. Ibnu ‘Athaillah dalam Kitab Al-Hikam-nya mengatakan bahwa shalat adalah sebagai penyucian hati dan pembuka alam gaib. Imam Al Ghazali (Ihya ‘Ulumuddin) menerangkan tentang konsep tazkiyatun-nafs—Penyucian Jiwa—salah satunya adalah dengan mendirikan shalat. Jadi, shalat merupakan aktivitas-spiritual yang fundamental dalam menjelaskan identitas diri secara batiniah, yaitu pengenalan diri secara utuh karena merasakan kehadiran Allah dalam konsep batiniah.

Begitu luas manfaat yang bisa ditelaah dari aktivitas-spiritual shalat sebagai salah satu metode-konstruktif personal sehingga penulis tidak akan mampu melampirkan secara sempurna dalam teks yang sederhana ini.

2. Dzikir

Beberapa manfaat dzikir bagi kesehatan jiwa dapat dijabarkan sebagai berikut.

a. Menjaga alam kejiwaan dari dorongan-dorongan negatif.

b. Perjanjian kepada Allah swt. untuk senantiasa mengakui keberadaan-Nya dalam setiap relung hati seorang hamba.

c. Menjadikan hati senantiasa waspada dan taat (wara’).

d. Melatih konsentrasi terhadap suatu hal.

e. Sugesti-diri agar menjadi lebih percaya diri.

f. Menanamkan rasa rendah hati.

g. Tawakal kepada Allah swt.

Mengenai jenis dzikir berdasarkan cara pengucapannya, para ulama sepakat bahwa pengucapan dzikir terbagi atas dua macam, yaitu sebagai berikut.

1. Dzikir keras atau bersuara (jali).

Dzikir jali merupakan ucapan suatu kalimat dzikir—tasbih, tahmid, tahlil, dll— dengan bersuara, akan tetapi tidak terlalu keras.

2. Dzikir hati (khafi).

Dzikir khafi merupakan ucapan suatu kalimat dzikir tanpa bersuara, melainkan diucapkan dalam hati.

3. Muhasabah
Metode kuratif bagi penderita adalah menyediakan waktu untuk menghitung diri. Paling tidak instruksikan kepada klien untuk membuat jadwal tertentu dalam satu hari, misalnya setelah shalat Isya untuk muhasabah sedikitnya 10-15 menit.

4. Tafakkur

Tafakkur; memikirkan; merenungkan segala sesuatu tentang kebesaran dan kemurahan Allah swt adalah metode yang sangat efektif dalam mengatasi gangguan psikologis. Metode tafakkkur sangat efektif untuk mengaktivasi husnudhon (positive thinking) dan qana’ah (merasa cukup. pen) tentang kehidupan. Kombinasikan metode tafakkur dan muhasabah dalam waktu yang berdekatan atau disatukan dalam waktu total 20 menit. Setelah itu, akhiri dengan doa yang khusyu’.

5. Tadabbur Qur’an

Upaya mempelajari dan memahami makna ayat-ayat al-Qur’an adalah metode Islami lainnya yang sangat efektif. Membaca al-Qur’an 3 ayat dengan memahami artinya jauh lebih efektif bagi proses kuratif dibandingkan membaca 30 ayat al-Qur’an tetapi tidak memahami artinya.


III. Pengertian ke Tindakan


Tahap ini dilaksanakan pada saat menjelang terapi berakhir. Di sini terapis mengkaji bersama klien tentang apa yang telah dipelajari klien selama terapi berlangsung. Kemudian apa yang telah diketahui klien akan diterapkan dalam kehidupannya nanti. Apakah pengetahuannya ini akan diterapkan ke dalam perilakunya sehari-hari perlu didiskusikan dengan klien dalam tahap ini. Hal ini sangat penting dilakukan supaya tujuan terapi yang telah dise­tujui bersama dengan jelas telah tercapai.


IV. Mengakhiri Terapi


Terapi dapat berakhir kalau tujuan telah tercapai. Tetapi, terapi dapat pula berakhir kalau klien tidak melanjutkan terapi. Demikian pula terapis dapat mengakhiri te­rapi kalau ia tidak dapat lagi menolong kliennya. la mung­kin perlu merujuk pada ahli lain. Beberapa pertemuan se­belum pengakhiran terapi, klien perlu diberi tahu. Hal ini penting karena klien akan menghadapi lingkungannya nanti sendiri tanpa bantuan terapis. Ketergantungannya kepada terapis selama ini sedikit demi sedikit harus dihilangkan dengan menumbuhkan kemandirian klien. Untuk itu perlu disiapkan dengan baik jauh sebelumnya.


Dalam mengakhiri terapi, terapis sebaiknya menekankan kepada klien untuk mempertahankan pola-pola hidup psikologis-spiritual yang sehat. Konsep-konsep pola tersebut yang selama ini telah didapatkan dalam proses psikoterapi harus dipertahankan dalam kehidupannya. Dengan kata lain, pembentukan SQ dan EQ yang ajeg adalah melalui aplikasi metode dalam psikoterapi secara berulang-ulang sehingga perilakunya akan jauh lebih baik atau sehat (akhlakul karimah akan terbentuk. pen) dibandingkan dirinya pada waktu lalu.



Kesimpulan


Ide utama dari Terapi Identifikasi adalah mengembalikan perspektif klien ke arah paradigma psikologis-spiritual yang sehat. Perilaku yang malasuai dapat mengakibatkan depresi. Lebih jauh lagi, psikosis adalah dimensi terdalam dari dunia depresi. Oleh karena itu, untuk mengembalikan klien ke arah kerangka filosofis psikologis-spiritual yang sehat adalah dengan teknik konfrontir yang tepat melalui ranah kognitif klien.


Akses akhir dari teknik terapi ini adalah pembentukan pola-pola respon perilaku yang sehat dan adaptif, baik dalam kriteria psikologi maupun spiritual. Dengan kata lain, target bersama antara terapis dan klien melalui re-edukasi kepribadian baru. Hal itu mengarah kepada pembentukan perilaku atau akhlak yang lebih baik melalui kesatuan konsep pemahaman yang benar tentang psikologis-spiritual. Selanjutnya, konsep tersebut harus dilakukan mulai proses psikoterapi dimulai dan dilaksanakan (diamalkan) secara kontinu dalam keseharian klien.



Sumber Bacaan

Corey, G. 1999. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (terjemahan). Bandung: Refika Aditama

Hidayat, B. 2002. Dialektika Psikologi dan Pandangan Islam. Pekanbaru: UNRI Press.

Nash, J. 2002. A Beautiful Mind. Film. Warner Bross.

Nawawi, I. 1996. Riyadhush Shalihin (terjemahan). Jakarta: Pustaka Amani.

Prawitasari, J. et. al. 2002. Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Supratiknya, A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius

Winkel, W. S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi


* Konon, di sebuah Rumah sakit Jiwa di Ypsilanti, Amerika Serikat, pernah dirawat tiga penderita skizofrenia yang berbeda usia namun memiliki gejala skizofrenik yang sama. Mereka merasa sebagai reinkarnasi dari Yesus Kristus. Dokter Milton Rokeach berusaha meruntuhkan delusi tersebut melalui teknik konfrontasi yang sederhana. Mereka dirawat bersama-sama, dirawat di ruangan yang sama, makan di satu meja, mengerjakan tugas bersama-sama, dsb. Intinya mereka berusaha diyakinkan bahwa keyakinan reinkarnasi itu tidak benar, termasuk menumbuhkan kesadaran bahwa mustahil ada tiga orang Yesus Kristus sekaligus dalam satu kamar. Usaha ini terbukti berhasil, bahkan penderita yang berusia paling muda sembuh secara total. Padahal prediksi sebelumnya adalah prognosis-negatif (kecil kemungkinan untuk sembuh). Lihat Mengenal Perilaku Abnormal, Supratiknya (1995: 75).

* Langkah-langkah psikoterapi ini merupakan sintesis antara tulisan Prawitasari (2002:10) dalam buku yang berjudul Psikoterapi, pandangan penulis, dan referensi lain (lihat kepustakaan).

Senin, 23 November 2009

*"Berikan kepada saya sepuluh orang anak,maka akan saya jadikan kesepuluh anak itu sesuai kehendak saya"

EDWIN BISELL HOLT{1873-1946}

SIAPA?
Penganut behavior sejati

PEMIKIRAN ?
*"Tingkah laku memiliki tujuan,bukan sekedar REFLEKS"

*Manusia dinamis
karna tujuan manusia selalu berubah..

EDWARD CHASE TOLMAN{1886-1959}

Siapa?
PeNGANUt behavior

PEMIKIRANNYA?
B=f{S,A}

B berarti BEHAVIOR

f berarti fungsi

S berarti situasi

A berarti Antecedent ,yaitu hal-hal yang mendahului situasi.

*Teori Molar dan teori molekular

B.F.SKINNER{1904-1990}

Siapa?
PEnganut beHAVIOR

PEMIKIRANNYA?
B=f{s}

*Tingkah laku,ditentukan oleh stimulus dan kemauan untuk mengubah kondisi

Selasa, 17 November 2009

PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU YANG

willhemm wundt{1830-1920}

SIAPA?
Seorang DOSEN ILMU FAAL,Professor FILSAFAT,SARJANA HUKUM,lahir neckarau tgl 18 agustus 1832 meninggal di leipzig tanggal 31 agustus 1920..,ALIRAN STRUKTURALISME

APA YANG DILAKUKANNYA?
Mendirikan laboratorium psikologi pertama di leipzig pada tahun 1879

PEMIKIRANNYA?
*aktifitas psikologi ,lihat jiwa
*APA jiwa itu?
*Jiwa adalah kesatuan elemen pengindraan dan perasaan
*teori 3 dimensi perasaan,3 pasang kutub PERASAAN yaitu lust-unlust=senang -tak senang,"spannungg-osung"=tegang-tak tegang dan erenggung-beruhigung=semangat-tenang
*APERsepsi:"Setiap ransangan yang sampai ke INDRAT manusia selaku dIpersepsikan,tetapi sebagian saja dari persepsi itu yg dipersepsikan."

*PSIkologi beda dengan fisika,psikologi=fenomenal,fisika=konseptual

*intropeksi adalah cara menilai efektif,keaadaan psikologis

*Jiwa dan badan berdiri sendiri tidak saling mempengaruhi,karna ilmu alam dan tak ad hubungannya antara ilmu alam dan psikologi.

*jiwa=air,aktif terus,tidak dapat direkam

*3 hukum mental

*asosiasi penting agar timbul kesadaran

*persepsi=aktif apersepsi{otomatis}

EDWARD B.TITCHENER

SIAPA?
Seorang ahli filsafat,kemudian belajar dengan wundt,
Pengikut aliran strukturalisme

PEMIKIRANNYA?
*Tidak menyetujui eksperimen pada hewan dan orang- orang abnormal

*tidak setutju teori EMOSI dari WUNDT ,emosi hanya satu KUTUB

*Segala gejala keJIWAAN harus dipelajari melalui pengindraan


BEDA STRUKTURALISME dan FUNGSIONALISME


1.cara pendekatan,struktur:pengalaman kesadaran,fungsionalis:tingkah laku dengan maupun sosial

Pertanyaan:sTRUKTURALIS:
apakah JIWA itu?,FUNGSIONALIS:untuk apakah tingkah dasar laku itu?

3.Titik BErat,
STRUKTURALIS:isi kesadararan,FUNGSIONALIS:aksi dan perbuatan jiwa

4.Perumusan tentang JIWA:
STRUTURALIS: jiwa adalah jumlah dari pengalaman pengalaman KESADARAN
FUNGSIONALIS:jiwa adalah penyesuaian kelangsungan hidup,memungkinkan adaptasi

HERMAN EBBINGHAUS{1850-1909}

PENDIDIKAN?
Professor,di universitas BRESLAU

APA yang DILAKUKANNYA?
Orang pertama yang meneliti proses belajar dan memori melalui eksperiman

PIKIRANNYA?
Hukum Ebbinghaus:
"Makin banyak yang harus dipelajari makin banyak pula waktu yang diperlukan untuk mempelajarinya"

hasil penelitiannya
"Mengingat dan lupa terjadi secara otomatis dan mekanis"

GEORGE ELLiAH MULLER{1890-1934}

APA PENDIDIKANNYA?
Sejaran dan filsafat,doktoral,leipzig dan gottingen

PEMIKIRANNYA?

-Hukum PSIKOFISIK
"PERSEPSI menimbulkan jejak jejak tertentu pada otak seperti lensa kamera"

-The right asssosiative procedure
"Proses mengingat dan lupa terjadi secara tidak mekanis dan tidak otomatis, tetapi ingat terjadi karna ASOSIASI dan LUPA terjadi karna ada unsur yang MENGHAMBAT"

OSWALD KULPE{1862-1915}

PENDIDIKANnya?
Sejarawan tapi S2 pindah ke PSIKOLOGI

PEMIKIRANNYA?
-"Berpikir yang tertinggi tidak terikat pada pengindraan dan non asosiatif serta memiliki tujuan"
-Berpikir selalu memiliki tujuan

APA YANG DILAKUKANNYA?
-Mendirikan laboratorium di wurzburg dan membuat aliran psikologi wurzburg

KARL BUHRER{1879-1963}

PENDIDIKANNYA?
Dokter medis

PEMIKIRANNYA?
-"Proses kejiwaan harus didekati,dilihat, dan dianggap sebagai suatu keseluruhan"

APA yang DILAKUKANNYA?
MeLAhirkan psikologi ganzheit

REFLEKSISME ,PSIKOLOGI PURPOSIF DAN BEHAVIORISME

IVAN PAVLOV{1849-1936}

SIAPA?
Sarjana ilmu FAAL,punya peran besar dalam perkembangan ilmu psikologi

PEMIKIRANNYA?
*Psikologi tidak ILMIAH
*AKTIFITAS PSIKIS=Rangkaian refleks
*Refleks terkondisi
*Meneliti Anjing yang diberi STIMULUS,kesimpulan penelitaian:TINGKAH laku adalah rangkaian refleks berkondisi,yaitu refleks refleks yang terjadi setelah adanya proses kondisioning

WILLIAM Mc DouGALL{1871-1938}

SiapA?
PSKIATER MILITER

PEMIKIRANNYA?
*Tingkah laku selalu bertujuan
*Insting ada dalam diri manusia
*Sentimen>emosi timbul karna objek objek tertentu
*Teori sikap kelompok"SIKAP KELOMPOK=ENERGI BERSAMA"
*7 ciri tingkah laku:
-Spontanitas
-Ketetapan
-Gerakan sesuai tujuan
-Manusia bertingkah laku,mampu bersikap baru
-Efektivitas=pengulangan tingkah laku
-Reaksi Organisme=Totalitas
*"AQ bukan BEHAVIORISME tapi PURPOSIF"
*Tingkah Laku{Karakteristik}:
-Kebebasan{Bebas memilih tujuan}
-Tingkah Laku dapat menurun{Insting}

*ASpek aspek INSTING:
-Aspek Persepsi>Manusia mempersepsi sesuatu berasal dari INSTING
-Aspek Emosional> emosional,punya emosi melihat objek tertentu
-Aspek Motoris>kecenderungan untuk berbuat/bergerak,bila melihat objek tertentu

J.B. WATSON{1878-1958}

siapa?
*Ahli filsafat,psikolog hewan,professor psikologi komparatif,psikologi eksperimen
*Pendiri BEHARVIORISME d amerika serikat

PEMIKIRANNYA?
*Tidak menerima metode instropeksi karna tidak objektif
*Psikologi harus meneliti yang nyata{overst behaviour} bukan yang tidak tampak{covert behavior}
*Objektifitas perlu
*Kondisionin PENTi

Rabu, 28 Oktober 2009

Kenapa manusia sANG PENSEJARAH,MeMANIPULASI SEJARAH?

Kenapa manusia yg merupakan MAKHLUk SEJARAH ,menyelewengkan SEJARAH?

Karna MANUSIA itu jug MEMILIKI "KEPENTINGAN" ,untuk mencapai KEPENTINGAN ini MANUSIA RELA "MEMANIPULASI" apapun,terMASUK SEJARAH

contoh:

"Belanda mEMANIPULASI seJARAH,korbannya adalah SELURUH PELAJAR dINDONESIA"

Jumat, 09 Oktober 2009

kalimatefektifbindo

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh. Pikiran yang utuh itu dapat diwujudkan dalam bentuk lisan dan tulisan. Pada dasarnya jika kebutuhan penggunaan kalimat hanya sebatas untuk penggunaan bahasa sehari-hari tentunya penggunaannya tidak terlalu memerlukan banyak aturan atau penggunaan kaidah bahasa yang benar. Namun pengenalan aturan-aturan akan penggunaan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa yang sebenarnya juga tidak serta merta bisa di abaikan. Sebab penggunaanya juga akan dibutuhkan nantinya dalam aktifitas kita. Kalimat efektif merupakan salah satu yang harus kita perhatikan aturan atau kaidah bahasanya. Sehingga diperlukan pembahasannya lebih dalam lagi, mulai dari definisi hingga pada syarat-syarat keefektifan suatu kalimat.

1.2 Rumusan Masalah

Penggunaan kalimat yang terkadang tidak sesuai dengan aturan kaidah bahasa Indonesia terkadang terlihat seakan mengesampingkan seberapa pentingnya aturan kaidah Bahasa Indonesia itu sendiri. Ketidakefektifan kalimat merupakan salah satu permasalahan yang rumit dalam pelanggaran aturan dari kaidah Bahasa Indonesia ini.

1.3 Tujuan

Secara umum penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam wawasan para pembaca mengenai kalimat efektif yang nantinya dengan mengetahui aturan-aturan dalam kalimat efektif yang sesungguhnya, kita diharap dapat pula menambah kecintaan kita terhadap Bahasa Indonesia, melalui penggunaan kalimat efektif yang baik.

BAB II
ISI
KALIMAT EFEKTIF
2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis secara singkat, jelas, dan tepat.Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
Beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat yang menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif antara lain:
1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
• Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan. seharusnya: Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
2. Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
• Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi. seharusnya: Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
3. Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
• Saya mengetahui kalau ia kecewa. seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
4. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
• Bola gagal masuk gawang. seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
5. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
Bahasa asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut:
Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja. Lihat terjemahan kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother works.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat berikut:
Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.
6. Kata depan yang tidak perlu
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut:
Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru. Seharusnya rogram ini menyediakan berbagai fitur terbaru.

2.2 Fungsi Sintakstis
Tiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi itu bersifat sintaktis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintakstis utama dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Disamping itu ada fungsi lain yaitu fungsi atributif (penjelas), koordinatif (penggabungan setara), dan subordinatif (penggabungan bertingkat).
1. Predikat (P)
Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.

Pada sepuluh kalimat di atas, terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata maupun frasa (lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring tersebut berfungsi sebagai predikat.
Kalimat a dan b adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori adjektival, disebut kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori numeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat preposisional.
2. Subjek (S)
Disamping predikat, kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Pada sepuluh contoh kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh kalimat seperti ini:
1. Merokok merupakan perbuatan mubazir.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.

3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus pada kalimat b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2).

4. Pelengkap (PEL)
Pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.

5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di depan S atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan tang.
e. Dengan tang Tono mencabut paku.
f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.

Pada enam kalimat di atas, tampak bahwa frasa di perpustakaan dan dengan tang yang berfungsi sebagai keterangan mampu ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus jika ditempatkan antara S dan P, cara membacanya (intonasi) harus diubah sedemikian rupa (terutama jeda) agar pemaknaan kalimat tidak keliru.
Dilihat dari bentuknya, keterangan pada sebuah kalimat bisa dikenali dari adanya penggunaan preposisi dan konjungsi (di, ke, dari, kepada, sehingga, supaya, dan sejenisnya.). Akan tetapi, tidak semua keterangan berciri demikian, ada pula keterangan yang berbentuk kata, seperti pada contoh berikut:
a. Kami telah mengengoknya kemarin.
b. Tiga tahun kami telah bekerja sama dengannya.

Analisis Fungsi dalam Kalimat
Secara struktural, fungsi unsur kalimat bisa dikenali dengan melihat karakteristiknya. Secara tradisional, fungsi unsur kalimat bisa didapat dengan menggunakan metode bertanya. Berbeda dengan pandangan struktural yang menempatkan predikat (P) sebagai unsur Inti dalam kalimat, pandangan kaum tradisional memandang subjek (S) sebagai pokok kalimat. Hal itu bisa dilihat dari cara aliran tatabahasa tradisional menganalisis fungsi kalimat yang selalu dimulai dari unsur S, P, kemudian O. Penetuan keterangan didasarkan pada logika, bukan ciri-ciri struktural (Ciri yang tampak).
Pencarian S dilakukan dengan menggunakan kata tanya apa atau siapa, disesuaikan dengan kalimat yang dianalisis. Jawaban pertanyaan tersebut adalah subjek. Setelah ditemukan S, kemudian dicari P dengan menggunakan pertanyaan bagaimana/ sedang apa + S. Untuk mencari O, digunakan pertanyaan S + P + apa/siapa.
Contoh:
Kami membaca buku di perpustakaan
Mencari Subjek (S)
Siapa yang membaca buku di perpustakaan? Kami.
Mencari Predikat (P)
Sedang apa kami? Membaca.
Mencari Objek (O)
Kami membaca apa? Buku.
Mencari Keterangan
Secara logika unsur di perpustakaan bisa dipahami sebagai keterangan, dalam hal ini keterangan yang menyatakan makna tempat.
Metode bertanya yang telah diterapkan pada contoh kalimat di atas menghasilkan kesimpulan bahwa dilihat dari fungsinya kalimat di atas berpola S P O K.

Kami membaca buku di perpustakaan.
S P O K

2.3 Syarat-syarat kalimat Efektif
Adapun syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut yaitu:

1. KESATUAN (UNITY)
Kesatuan kalimat bisa dibentuk memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal. Dalam penulisan tampak kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan p. Ada pula kalimat yang secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel.hal seperti ini hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan gagasan yang hendak disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca atau pendengar.
Contoh ;
• Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian.

2. KEHEMATAN (ECONOMY)
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan.
Contoh : Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan yaitu :
a. Mengulang subjek kalimat
b. Hiponim dihindarkan
c. Pemakaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’.
3. Penekanan (Emphasis)
a. Pemindahan letak Frase
b. Mengulang kata-kata yang sama
Disamping dilakukan dengan dua hal yang disebutkan di atas, penekanan / penegasan dapat juga dilakukan dengan :
a. Penegasan dengan Intonasi
b. Penegasan dengan Partikel
c. Penegasan dengan kata keterangan
d. Penegasan dengan Kontras Makna
e. Penegasan dengan Pemindahan Unsur
f. Penegasan dalam bentuk pasif
3. KEVARIASIAN (VARIETY)
Ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dngan kalimat yang lain. Kemungkinan variasi kalimat tersebut sebagai berikut.
a. Variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan, 1) Frase keterangan (waktu, tempat, cara), 2) Frase Benda, 3) Frase Kerja, 4) Partikel Penghubung
Contoh:
• Mang Usil dari kompas menganggap hal ini sebagai suatu isarat sederhana untuk bertransmigrasi (Frase benda)
• Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini (Frase Kerja)
• Karena bekerja terlalu berat dia jatuh sakit (frase Penghubung)
b. Variasi dalam pola kalimat
Untuk efektifitas kalimat dan untuk menghindari suasana menoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek – Predikat – Objek dapat diubah menjadi predikat – objek – Subjek atau yang lainnya.

Contoh :
• Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S – P- O)
• Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju doketr muda itu. (P – O – S)
• Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S – O – P)
c. Variasi dalam jenis kalimat
Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat Tanya atau kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut.

…………………..Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memamakai bahan baker dan energi dalam negeri. Apakah kita menangkap peringatan tersebut?

Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk Tanya. Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai efektifitas, ia memakai kalimat Tanya.
d. Variasi bentuk aktif-pasif
Perhatikan contoh berikut!
a) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut!
b) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya.

Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa kalimat katif, sedangkan pada paragraph (b) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan paragraf (b) bervariasi, namun hanya variasi aktif – pasif.
4. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Contoh : Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :
• Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
• Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh : Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singkat, jelas, dan tepat. Keefektifannya meliputi kejelasan penggunaan kalimatnya yang mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar, hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-katanya, dan yang terpenting harus sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang berlaku.

3.2 Saran
Adapun keefektifan kalimat memang terkadang terabaikan oleh kita dalam penggunaannya, namun adanya makalah ini dan penjelasannya tentang aturan-aturan kalimat efektif, para pembaca disarankan untuk dapat mulai mencoba menggunakan kalimat efektif dalam kehidupan sehari-hari, meskipun tidak bisa dilakukan dengan sepenuhnya mengingat budaya berbahasa yang berbeda-beda akibat kebudayaan kita. Setidaknya penggunaan kalimat efektif tidak boleh diabaikan kegunaannya begitu saja.

bindokalimatefektif,kata pengantar

KATA PENGANTAR

Assalamulaikum WR. WB

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan inayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.

Terlaksananya penulisan makalah ini adalah berkat adanya kerja sama antar anggota kelompok guna menghasilkan karya yang baik. Namun tentunya hal ini juga tak terlepas dari bantuan pihak-pihak lain. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bersedia memberikan waktu, kesempatan dan pikirannya dalam pembuatan makalah ini. Terkhusus kepada kedua orang tua kami yang selalu memberikan restu dan doanya untuk kami.

Seperti kata pepatah “ Tak Ada Gading Yang Tak Retak “ dan kami pun menyadari hal itu, dari itu jika terdapat kesalahan dalam penulisan maupun pembahasan dalam makalah ini, harap dimaklumi, karena sesungguhnya kami masih berada dalam tahap pembelajaran, dan masih membutuhkan banyak waktu lagi untuk belajar kea rah yang lebih baik. Dan sekiranya jika terdapat kritik atau saran yang membangun dari pembaca akan kami terima dengan senang hati.

Akhir kata, kami berharap penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya.

Wassalamualaikum WR. WB.

Pekanbaru, Oktober 2009



Penulis,
Kelompok 4

Selasa, 21 April 2009

SURAT TU RASUL

ALLOHUMMA Solly'alamuhammad wa'ala ali muhammad

DEAR RASULULLAH

RASUL.. Aq tahu pasti engkau adalah suri tauladan terbaik sepanjang alam semesta ini ada.DAN Sudah sepantaslah aq niru dirimu dalam hal akhlak..

Tapi rasul sulit untuk menirumu ditengah keterbatasanqu ya rasul...

Aq tak begitu paham kenapa aq ini bodoh?

Aq tak begitu paham kenapa aq ini pemalas?

Aq tak begitu paham kenapa aq ini begitu materilistis?

AQ TAK BEgitu berani tuk ngelakuin apa yang dikatakan hatiqu, aq masih saja membuat Diriqu{hatiqu} menangis, aq masih saja selalu membuat orang tuaqu cemas,aq masih saja membuat guru2 ku, aq masih saja membuat teman2 qu harus berbuat curang demi qu ..

INI SEMUA KArna kebodohan dan kemalasanqu.. COBA kalo aq bELAJAR TEKUN DAN MELAWAN HAWA NAFSUQV, COBA KALO AQ TERUS BERKOMUNIKASI DENGAN HATIQU..

Aq MENGATAKAN INI YA RASUL KARNA PERISTIWA TADI PAGI.., AQ UN tuk Menentukan KELULUSANQU DSEkolah..

GURU2 TAU KALO AQ INI ADALAH MAKHLUK YANG TIDAK CERDAS DALAM MENJAWAB SOal 2 UN YANG MEREPOTKAN ITU..

JD GURU2 ITU COBA BERMAKSUD MENOLONGKU Dengan mempertaruhkan NYAWAQU SENDIRI MESKIPUN BUKAN AQ SAJA YANG BODOH..

Tapi aq telah zalim pada diriqu sendiri.. Pd teman2qu , pda gurv2 aq kasian.. Pda mereka dan pada diriqu semdiri

PADAHAL KALO MEREKA KETAHUAN ADA KONSEKUAENSI BURUK YANG HARUS MERKA TANGGUN

@JABATANHIlang
@PENJARA
@SEKOLAH RUSAK

AQ TAK MAU Lg menyontek dan beRBUAT CURANG .. Allah pasti marah padaqu YA KAN RASUL.. Aq malu karna aq bodoh dan pemalas..

TAPI AQ TIDAK TaHU GIMANa cara merubahnya..

Esok pun aq akan menghapdapi UN , TAPI AQ BELUM SIAP..

Aw..aw... Astaghfirullohal'azim..

Aq benar gak tau harus mempelajari apa lagi..

Yang jelas aq tak mau menyontek rasul TAPI AQ JUGA TAK MAU UNTUK TIDAK LULUS UJian karna orang tuaqu pasti aq akan jd gila dan pasti aq akan jd orang yang merepotkan dia lg..,teman2qu lg,guru2qu lg..

Ah..AQ ingin jd sepertimu..
Aq ingin belajar yang tekun malam ini..

Dan aq harus yakim pdaqu dan allah pasti akan memberiqu jallan

KARNA AQ ADALLAH MAKHLUK PINTARNYA ALLAH..

Aq ingin menjadi pintar sepertimu, cerdas sepertimu..

UDAH AH.. Hatiqu dah cuku p terluka

astaghfirullah,hal'azim

aQ MASI MENJADI SAMPAH NYA ALLAH,IBUQU,TEMAN2QU,KERABATQU,DAN HATIQU..

Kamis, 16 April 2009

76 JAm MENUJU UN..

AQ GAK Tau ne mau bilang apa..

yang jelas un dah ddepan mata qu..

Sebenernya aq belum nyiapin apa2 untuk adapin nee ujian..

Aq dah cobe nyelem ke dalan otak tentang kapasiti otak SMA QU tapi kayaknya gak berisi..

Kalo dah gak beris kayak gini aq cemas juga nee.. Dbas aq bisa terampas..

Mestinya aq dah belajar dulu2 tapi karng kemalesan aq yang tingkat tinggi jd aq gak jd2 belajar

dan akhirnya ini.. Jd beban.. Bgqu..

gimana kalo aq nyontek un aja?

Gila lu.. Dosa tau ..

Allah gak suka gaya lu yang males belajar ntu mau nambah ketidaksukaan allah lagi?

lu tu ya.. Baiknya persiapkan mental dulu.. Sebelum belajar ..

Walaupun un dekat dan sedikit terlambat.. Tapi aq yakin bisa belajar.. Dgn ikhlas bila kenal diriqu sendiri

PARA PAKAR yang memuakkan

Aq benar benar tidak suka pada olah para ORANG ORANG YANG DIbilang pakar..

Orang orang yang kerja ngerepotin aja..

Jujur aq yang mau dan pengen banget paham konsep solat kusuk kayak pa.. Jadi dah gak minat.. Lagi..

Gimana gak males coba?

Perpekstif nya tu loh ribet.. Banget
mau sholat khusuk dan baik serta benar kayak rasulullah saw{i love him^_^}
perlu ngerti yang namanya ruh lah,
jiwa lah:-).., asal usul manusia lah..

Dasar.. Tu beruk.. Beruk ilmu.. Hati mereka dah dalem dan luar biasa ntu.. Dipahamin ke orang kayak AQ ne..

Padahal gua cuma mau ngerasain solat kusuk aja.. Kayak gitu.. Hampir aja gua putus asa..

JUJUR GUA GAK TAU AMA APA YANG AQ BILAng..

Yang jelas aq gak suka ORANG RIBET KAYAK MEREKA

GAK KAYAK idola qu my best tiruan RASVLULLAH SAW..

YANG NGAJARIN
SHOLATLAH KAMU seolah2 ini adalah sholat terakhirmu

sholatlah kamu seperti melihat allah dihadapanmu..

Bicara aja ama allah .. SIMPEL NYA KAYAK gitulah yang diajarin rasulku

AQ BENCI Orang pakar yang gak tau diri..

Mengapa shalat khusyu sulit didapatkan ?

Allah menghedaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu, (Al Bagarah, 2: 185 )


Secara fitrah manusia menginginkan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan dalam hiddupnya. Peluang itu sebenarnya bisa
diraih kapan saja, tanpa harus bersusah payah mencari sesuatu yang berharga mahal untuk memenuhinya. Sering kita memahami
hal ini dengan paradigma keliru, bahwa kebahagiaan itu hanya bisa diraih dengan uang (materi) atau harus menjadi kaya terlebih
dahulu baru kita akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan. Pemahaman seperti ini sudah tentu mengalami distorsi makna.
Padahal kebahagiaan, ketenangan, cinta dan rindu bersifat sederhana dan konkrit. Potensi ini sebenarnya ada pada diri kita sendiri.
Banyak ( yang bingung mencari potensi tersebut atau menggunakan cara yang sulit untuk memperoleh. Anda telah membuktikan
dan merasakan ketika Anda mengalami cinta pertama. Bukankah mendapatkan keadaan itu tanpa perlu mencarinya dengan istilah
dan definisi dalam kamus bahasa pengetahuan. Cinta dan bahagia muncul dari dalam diri kita sebagai potensi yang paling asas
manusia. Terkadang ia muncul begitu saja memenuhi ruangan hati tanpa kita minta. Terkadang pula ia hilang lenyap tanpa jejak
sehingga sulit dicari kembali. Akhirnya kita mencoba keluar diri kita dengan cara bermacam-macam untuk menemukannya kembali.



Pertanyaan pertama yang muncul di benak kita adalah: "Mengapa shalat khusyu' sulit didapatkan?" Sementara di lain pihak, tak
terhitung banyaknya orang seluruh dunia, sejak ribuan tahun lalu, mengolah kerohaniannya dengan caranya masing-masing. Jadi
pasti ada sesuatu yang dapat mereka peroleh darinya. Bahkan beberapa teknik dianjurkan dalam bentuk yang berbeda oleh hampir
setiap agama dan sistem kepercayaan. Ummat Islam pun memiliki cara meditasi tersendiri, yaitu shalat yang memiliki gerakan dan
bacaan tertentu sebagai terapi mental spiritual dan kesehatan tubuh sehingga diharapkan memberi manfaat bagi pelakunya. Akan
tetapi jarang orang yang mampu mengungkapkannya sebagai sebuah pengetahuan praktis yang bersifat universal, bahwa shalat
merupakan cara yang paling mudah untuk menemukan kedamaian, ketenangan dan keselamatan. Bukan hanya sekedar
mengatakan, bahwa shalat itu wajib hukumnya bagi orang Islam, tanpa mendalami maksud dan tujuan shalat dalam konteks
manfaatnya bagi manusia.
Sebagaimana banyak pelaku meditasi mengatakan bahwa di dalam bermeditasi terdapat perasaan pulang ke rumah (perasaan
nyaman), seolah-olah menemukan suatu benda berharga yang sempat hilang. Lawrence IeShan, dalam bukunya "Bagaimana
Bermeditasi" menyebutkan, bahwa kita bermeditasi untuk menemukan, merebut kembali kepada sesuatu dari diri kita yang secara
samar-samar dan tanpa sadar pernah menjadi milik kita dan hilang tanpa mengetahui apakah itu atau dimana atau kapan kita
kehilangan benda tersebut.7

Dan apakah sesuatu yang hilang dari kita itu?

la adalah kontak dengan potensi diri kita yang mungkin pernah kita miliki yaitu berupa ketenangan dan kebahagiaan. Semua
orang merindukan keadaan ini, baik orang kaya maupun miskin. Namun kadang-kadang kita tergoda dengan melakukan
kesenangan eksternal yang bersifat temporer dan tak akan berlangsung lama. Kita mencari ketenangan dengan biaya yang sangat
mahal untuk sekedar santai dan mengendorkan syaraf-syaraf yang tegang. Kita Tdak pernah menyadari untuk memanfaatkan shalat
sebagai alat penolong, sumber hidup, penerang jiwa dan tempat kita bertanya tentang persoalan yang sulit dipecahkan. Akibatnya
kita tdak pernah mendengar jamaah di masjid memperbincangkan pengalaman shalat yang baru saja dilakukan. Sehabis shalat,
ekspresi mereka tampak datar dan hambar. Tidak menunjukkan keadaan hati yang sedang
berbahagia karena tersentuh cahaya Ilahi. Berbeda dengan para pelaku meditasi. Ekspresi mereka menunjukkan adanya
kebahagiaan dan perasaan nyaman, sehingga mereka pun ketagihan untuk mengulang kembali meditasi yang telah membawanya
ke dalam diri yang hening dan damai.


Meditasi telah diminati oleh banyak orang diberbagai negara maju maupun berkembang, temasuk di Indonesia, karena dirasakan
langsung ada manfaatnya. Meditasi telah menjadi sebuah solusi yang handal untuk menjawab persoalan kehidupan masyarakat
modern di barat. Banyak kajian-kajian ilmiah mengenai psikologi transendental yang telah diteliti oleh para ilmuwan dari efek
meditasi, misalnya dalam penyembuhan pasien yang mengalami gangguan stress.

Sungguh menakjubkan bila kita tahu betapa banyaknya waktu yang digunakan orang untuk mendapat pengetahuan mengenai
cara mencapai kebahagiaan jiwa yang hakiki (ekstasis). Para penganut aliran Jung berpendapat, bahwa dengan penyatuan dari ego
jantan dan ego betina, animus dan anima, maka didapatkan kenyataan jiwa yang tidak pecah.

Apakah diakui atau tidak, kebanyakan orang Islam pun terlibat dalam sebuah pencarian yang melelahkan untuk memperoleh hal
sama (ekstasis), yaitu sebuah kekhusyu'an. Sayangnya, sampai kini tidak banyak sarjana muslim yang berani membicarakannya
secara objektif. Mungkin karena mereka sudah menganggap shalat sebagai ibadah mahdhah yang tidak boleh disentuh oleh kajian
ilmiah yang bersifat apa adanya. Di lain pihak, banyak juga orang yang mengatakan bahwa khusyu' hanya bisa dilakukan oleh orangorang
terpilih saja, seperti para Nabi dan wali-wali Allah. Kita hanya diperintahkan untuk memenuhi kewajiban bukan disuruh
melakukannya dengan khusyu'. Yang terpenting syarat rukunnya sah, nanti diakhirat akan didapatkan pahala yang melimpah. Kalau
sudah berpendapat seperti ini, sulit bagi kita untuk membahas persoalan khusyu' dari sisi psikologi, yang barangkali merupakan akar
persoalan kegagalan kita dalam shalat. Seperti halnya perintah membaca Al Qur'an dibulan Ramadhan (tadarus), kita merasa
bangga kalau kita telah membacanya sebanyak tiga puluh juz. Sementara kita melupakan, bahwa perintah membaca Al Qur'an itu
bukanlah sekedar mengejar target bersyair dan berlomba paduan suara, akan tetapi untuk dikaji (mengaji) dan dilaksanakan.
Perintah membaca Al Qur'an merupakan kewajiban pertama dan merupakan jendela ilmu yang akan kita raih dari kandungan setiap
ayatnya. Kita banyak berhenti pada kalimat perintah awal tanpa ingin mengetahui mengapa kita diperintahkan untuk itu. Prinsip ini
mempengaruhi kultur masyarakat kita terhadap etos kerja dan belajar yang amat rendah.


Syariat shalat telah menjadi bagian aktivitas yang menjemukan, bukan menjadi seperti apa yang dikatakan oleh Nabi sebagai
tempat istirahatnya jiwa dan tubuh, sebagaimana sabda beliau: "Wahai Bilal jadikanlah shalat sebagai istirahatmu". Berbeda dengan
prinsip yang telah kita jalani selama ini, bahwa shalat merupakan sesuatu yang membebani. Kita akan merasa lega dan terbebas
dari beban itu setelah kita mengucapkan salam di akhir shalat. Terkadang jadi amat lucu mendengar seseorang ketika diajak shalat
mengatakan: "Ah nanti saja shalatnya kalau pikiranku sudah tenang". Hal ini menunjukkan bahwa shalat sudah merupakan bagian
rutinitas yang amat membebani hidup. Shalat bukan lagi bagian dari kebutuhan ruhani selayaknya orang butuh istirahat (rileks) di
gunung, di pub atau rekreasi di pantai untuk mengendorkan syaraf-syaraf yang tegang. Barangkali pelatihan shalat yang akan saya
utarakan nanti akan bisa membantu memasuki pengalaman (experience) yang menyenangkan dan bisa dirasakan manfaatnya
secara langsung. Insya Allah.


Kita tidak pernah
menyadari untuk
memanfaatkan shalat
sebagai alat penolong,
sumber hidup, penerang
jiwa & tempat kita
bertanya tentang
persoalan yang sulit
dipecahkan.





Praktek Berdiri dan takbiratul ihram

Setiap orang bisa melakukan sikap berdiri, tetapi sikap ini akan terasa berbeda jika Anda sedang berdiri di depan panggung untukpertama kalinya. Tanpa sadar, keringat telah membasahi seluruh tubuh. Leher terasa sulit digerakkan, seolah tidak ada pelumasnya.Perut jadi kaku, bahkan keinginan untuk kencing pun ikut -ikutan menyibukkan menjelang acara naik panggung.

Keadaan ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang selalu menghiasi kehidupan kita, baik di kantor, di rumah, di ruangperternuan, di saat mendengarkan kyai memberikan ceramah, bahkan mungkin di saat kita melakukan shalat. Hampir 24 jamkita diliputirasa tegang dan cemas(nervous). Tanpa terasa, kita telah menyiksa tubuh kita sehingga banyak menimbulkan dampak yang tidak baikterhadap organ-organ tubuh. Hidup seperti didera oleh kehidupan yang menyiksa.

Sulit untuk memberikan gambaran seperti apa yang dimaksudkan dengan rileks, karena orang ketika diinstruksikan untuk rileks malah"mencari rileks". Sebenarnya yang harus dilakukan bukan "mencari" tetapi "kembali". Baranglkali Anda masih ingat, ketika masa kanakkanaksedang bermain di lapangan sambil membawa lari sebuah layang-layang yang dihiasi ekor yang panjang, sambil mengharapkanada angin kencang yang akan membawanya terbang ke angkasa tinggi sekali. Anak anak tidak pernah memeras otak berpikir panjangseperti halnya orang dewasa. Ia hanya terfokus kepada apa yang ia kerjakan. Coba Anda bayangkan kembali saat Anda menarikbenang lalu mengulur. Lakukan sekarang, seolah-olah ada benang ditangan Anda. Rasakan, bahwa Anda telah mengembalikankeadaan seperti di masa kanak-kanak yang sudah lama tidak kita dapatkan. Guru guru tai chi di Cina menamakannya sung, yaitusebuah rasa pergerakan yang bukan berasal dari kekuatan otot, melainkan dari energi internal yang menggabungkan pernafasan danpikiran.

Upaya tanpa usaha, sebuah kontradiksi yang dapat dicapai dengan cara menanarnkan sikap rela (pasrah) secara terus menerus,mengalahkan ego dan melepaskan keteganganyangtakdiinginkan. Keadaan ini hanya bisa dilakukan jika kesadaran kita berada di ataskesadaran tubuh.




Sekarang lakukanlah latihan sebagaimana di bawah ini.

Berdirilah dengan kedua kaki sejajar, terpisah selebar bahu, dengan berat tubuh terbagi rata. Posisi rangka tubuh menggantung,seolah ditahan dari puncak kepala, ibarat kain basah yang digantung.Kendurkan seluruh persendian, sehingga berat tubuh bertumpu ke bawah dan mengakar melalui kedua kalki. Seperti pohon cemara
yang lentur diterpa oleh angin kencang, akarnya berfungsi sebagai tumpuan batang yang mengikuti gerakan kemanapun angin bertiup.Biarkan kedua tangan Anda menggantung bebas di kedua sisi tubuh.Berdirilah diam. Bernafaslah secara alamiah dan biarkan tubuh mengenali hubungannya dengan bumi. Biarkan beberapa saatsehingga Anda benar-benar merasakan persendian tubuh kembali pada tempatnya semula


Setelah tubuh Anda merasa kendor dan nyaman, pelan-pelan sadarkan diri Anda bahwa kita bukanlah tubuh ini, bukan kepala, bukan
hati (perasaan). "Aku" adalah yang selalu sadar berada di atas perasaan, di atas tubuh ini, di atas pikiran, di atas rasa gelisah. "Aku"
adalah makhluk mental yang berasal dari tiupan llahi yang suci. Kalau Anda memejamkan mata, Anda akan merasakan dan bisamembedakan mana "Aku" yang sebenarnya. Disitu ada "Aku" yang memperhatikan sensasi badan, seperti lapar, sakit, sensasi yang
menyenangkan, juga kesedihan. Anda akan bisa menyadari, bahwa ternyata sebenarnya bukan "Aku" yang lapar, sakit dan sedih, akantetapi sernua itu adalah sensasi peralatan atau instrumen yang dimiliki oleh sang "Aku". Anda sebenarnya berada di luar atau di atas
sernua alat-alat tadi ! Maka dari itu, Anda harus melepaskan diri Anda dari yang bukan hakiki (sebenarnya), agar tidak diombangambingkan
oleh peralatan Anda sendiri.

Sadari "Aku" adalah yang menguasai perasaan dan pikiran. jadilah tuan atas diri Anda sendiri. Keluarlah dari tubuh Anda seperti Anda
melepaskan baju, lalu tinggalkan dan jangan Anda memikirkan sernuanya itu. Karena peralatan Anda mempunyai naluri yang akan
bergerak menurut fungsinya masing-masing. Perhatikan saat Anda tidur, "Aku" Anda meninggalkan tubuh tanpa harus memikirkan
bagaimana badanku nanti. Kenyataannya, instrumen tubuh dapat bekerja menurut yang dikehendaki oleh nalurinya sendiri.

Sang Aku naik ke langit (mi’raj)

Aku datang menghadap kepada wujud Zat yang menciptakan langit dan bumi dengan selurus lurusnya. Sebuah perjalanan spiritual
yang harus diperhatikan sehingga jiwa kita benar-benar menembus wilayah yang tiada ujung, yang lepas tak terbatas (takbiratul ihram).
Inilah kesadaran tertinggi dalam spiritual shalat (mi'rajul mukminin)

Praktekan

Sadarkan bahwa sang Aku adalah ruh yang murni, yang berada di atas tubuh, di atas pikiran, di atas perasaan, di atas rasa sedih.
Lepaskan pelan-pelan ruh Anda (Aku) lalu bergeraklah untuk hadir menuju Zat Yang Maha Tak Terhingga. Diarnlah sejenak sehingga
Anda merasakan betul pergerakan ruh itu mendesir keluar hingga muncul kesadaran, bahwa ruh Anda adalah sesuatu yang terpisah
dengan tubuh dan sensasi instrumennya. Aku adalah ruh murni yang bersih yang selalu sadar kepada Allah untuk kembali, innalillahi
wainnailaihi rajiuun

Apabila Anda melakukannya dengan tepat, maka ruh itu akan bergerak sendiri tanpa dikendalikan oleh emosi atau pikiran Anda. la
akan bergerak dengan cepat menuju keadaan yang luas tak terbatas.
Posisi ini merupakan pembebasan (kemerdekaan) bagi jiwa dari dorongan untuk mengikuti nafsu-nafsu yang muncul dari tubuh kita. la
akan selalu berada di atas tubuh kita, sehingga ia tidak mudah terseret dan diombang-ambingkan oleh naluri tubuhnya.

Bertakbirlah dengan : " Allaahu Akbar " lepaskan ruh Anda sehingga terarah kepada yang Maha Besar, Yang Tak Terbatas. Pertahankan
keadaan yang luas dan bebas. Biarkan sampai Anda tidak merasa goyah lagi. Teguhkan, bahwa sang Aku adalah ruh yang berasal dari
tiupan llahi, yang akan menangkap kalam-kalam llahi. Diarnlah agar Anda benar-benar murni, Anda akan merasakan getaran yang
menyelimuti halus sekali.
Kemudian lakukan sikap mernasrahkan diri.

" Sesungguhnya shalatku,, ibadahku, hidupku dan matiku mengikuti kehendak Zat Yang Maha Mengatur A[am Semesta ". (Al
An'am. 162)


Rasakan perubahan keadaan jiwa dan tubuh Anda. Ulangi lagi sampai Anda benar-benar merasakan ruh Anda bergerak bangkit !
Pastikan bahwa sang Aku telah bebas dari kesadaran rendahnya, lalu bacalah surat Al Fatihah sebagai navigator (penunjuk jalan)
perjalanan ruhani kita menuju Allah. Biarkan roh meluncur dibawa oleh tuntunan Allah SWt

"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan ".
(Al Fatihah: 5)
Pada saat inilah keadaan roh kita merasa bebas dan luas sekali. Sebuah kenilkmatan yang tiada bandingnya. Lanjutkanlah dengan
membaca surat dalam AI Qur'an yang mudah bagi Anda. Bacalah, seolah Anda membacanya dihadapan Sang Pencipta, sambil
mengharap agar diturunkan ketenangan dan rahmat Nya. Disamping itu, bacaan AI Qur'an juga mengandung getaran yang mampu
mengubahkan jiwa kita.
Rukuk
"

Nabi bersabda: tidak sempurna shalat seseorang hingga diluruskannya belakangnya diwaktu ruku' dan di waktu sujud. " (HR.
Abu Dawud dan Tirmizi).
Kita sering menganggap, bahwa gerakan-gerakan shalat bukan bagian dari pekerjaan shalat sehingga
kita hanya berkonsentrasi pada bacaannya saja untuk kemudian cepat-cepat menyelesaikannya. Padahal rukuk merupakan rukun dari
shalat itu sendiri sehingga diperlukan gerakan yang sempurna dan tuma'ninab. Mari kita buang pandangan lama kita tentang shalat.
Sebenarnya kita melakukan shalat adalah untuk melatih ruhani dan fisik, sebagaimana orang-orang melatih dirinya dengan meditasi
yoga atau yang lainnya, sehingga kita mendapatkan dampak yang baik setelah menjalankan shalat, baik secara kejiwaan maupun
jasmani. Karena itu, rukuklah dengan sempurna.
jika sikap rukuk ini dilaksanakan secara sempurna maka penyakit yang bersumber


jika sikap rukuk ini dilaksanakan secara sempurna maka penyakit yang bersumber pada ruas tulang belakang dapat dihindari, seperti
nyeri tulang belakang (acute lumbago) dan nyeri bahu(displacement of the cervical colum with humero scapular periarthitis)12.
Sementara itu, jiwa menjadi tenang dan tunduk mengikuti kemauan penciptanya.


jPraktek rukuk

Sambil mengucapkan takbir: "Allahu Akbar", dengan kesadaran sang Aku tetap berada di atas tubuh, rukuklah pada posisi rukuk,
kedua kaki merapat dan kedua tangan memegang kedua lutut berdampingan. Demikian pula halnya dengan tumit, keduanya harus
sejajar. Kedua lutut harus diluruskan dan dirapatkan. Dagu diletakkan di atas tulang dada. Selanjutnya, badan dilengkungkan dengan
dahi ke arah lutut. Lakukan dengan sikap sernpurna sampai Anda rnerasakan ada tarikan otot di belakang lutut Anda.
Posisi rukuk ini melenturkan tulang belakang, menggerakkan otot-otot yang kaku serta mengendorkan ruas-ruas tulang belakang agar
tulang belakang kernbali sesuai dengan anatorninya. Latihan ini akan membuat Anda. berada dalarn posisi istirahat. Tulang-tulang
kernbali pada. tempatnya yang tentunya akan menyehatkan Anda. Biarkan beberapa saat sehingga Anda benar-benar pada posisi
istirahat dan rileks ini.
Sikap ini harus ditanjutkan dengan melatih jiwa kita dengan terapi kalimat yang penting dalarn bacaan rukuk. Pengulangan kalimat ini


Sikap ini harus ditanjutkan dengan melatih jiwa kita dengan terapi kalimat yang penting dalarn bacaan rukuk. Pengulangan kalimat ini
mengandung vibrasi yang sangat kuat dalarn mempengaruhi kejiwaan kita, apabila dilakukan dengan benar dan bersikap meditatif.
subhanarabiyal ‘adhimi wabihamdihi,
subhanarabiyal ‘adhimi wabihamdihi,
subhanarabiyal ‘adhimi wabihamdihi,
Lalu diarnlah sehingga Anda benar-benar merasakan getaran yang dkandung kalimat tersebut,bahwa Maha Suci Tuhan Yang Maha
Agung dan dengan segala pujian bagi Nya. Keadaan ini akan membuat Anda menjadi nol kembali, seperti alam, dimana alam bergerak
tanpa kemauan dirinya. Alam hanya bergerak mengikuti nalurinya yang dikendalikan oleh Yang Maha Besar. Kita akan menjadi nol
seperti bayi ! Inilah keadaan yang dicari orang dalam meditasi tai chi yaitu tao (kosong tapi ada).


I’tidal (sikap pengembalian

Sikap pengembalian, dilakukan dengan berdiri kembali setelah melakukan rukuk. Diamlah sebentar dan biarkan tulang-tulang kembali
pada posisinya semula. Dengan melakukan gerakan i'tidal agak lama, memberikan kesempatan agar aliran darah dari otak turun kembali
ke seluruh tubuh. Pada saat sama, secara kejiwaan kita mengatakan, bahwa Allah Maha Mendengar orang yang memujinya (sami
’allaahu liman hamidah).
Rabbanaa walakalhamdu mil-ussamaawaati wa mil -ul -ardhi wa mil - umaa syi'tamin syai-in ba'du.
Ya Tuhan, milik Mu segala puji sepenuh langit dan bumi dan sepenuh sesuatu yang
Engkau kehendaki sesudah itu.
jika dilakukan dengan benar, bacaan ini sangat mempengaruhi pembacanya. Kita akan merasakan kebebasan dan kemerdekaan yang
luar biasa. jiwa kita seakan diangkat ke langit spiritual yang tak terbatas. Kita menjadi tidak membawa beban apa-apa. Milik Tuhan telah
kita kembalikan. Roh kita telah bebas terbang tidak terikat oleh nafsu-nafsu yang mengungkungnya. Rasa memiliki inilah yang membuat
kita sering tersiksa serta membuat kita panik dan gelisah. Allah bersabda:


" Apabila datang musibah kepada mereka maka mereka mengatakan: sesungguhnya
Aku berasal dari Allah dan kepada-Nya aku kembali "
(Al Baqarah, 2: 156 )
Dengan sikap pengembalian inilah manusia menjadi terbebas dari sensasi perasaan yang berasal dari hati dan sensasi pikiran yang
muncul dari otak, serta sensasi nafsu yang muncul dari libido(sex) tubuh kita. Karena sang Aku bukan itu semua. "Aku" bebas dari itu
semua karena 'Aku" kembali kepada Allah. Kondisi seperti ini menurut ahli psikologi dinamakan sebagai Gate Control Theory, yaitu
hilangnya pengaruh sensasi tubuh termasuk rasa sakit, rasa gelisah, rasa sedih, dan rasa capek, karena adanya rangsangan dari dalam
diri sendiri yang lebih besar dibandingkan rangsangan dari luar sehingga menghambat rangsangan dari luar tersebut masuk ke dalam
otak. Rangsangan yang lebih besar pada saat seseorang melakukan sikap pengembalian adalah meningkatnya tingkat kesadaran
(altered states of consciousness)13, dimana muncul kesadaran iiwa untuk lepas dari ikatan tubuh.


Sebuah kisah terjadi pada peristiwa Sayyidina Ali, di saat itu tubuhnya tertusuk anak panah. Beliau merasakan kesakitan ketika anak
panah dicabut oleh sahabat yang lain. Karena tidak tahan dengan sakitnya, maka beliau memutuskan untuk melakukan shalat dua
raka'at sambii memesan kepada. sahabatnya: "Cabutlah anak panah ini di saat saya sedang shalat". Sungguh ajaib, beliau tidak
merasakan kesakitan sama sekali di saat anak panah itu dicabut dari tubuhnya. Rasa sakit (sensasi rasa sakit) telah dihambat oleh rasa
yang lebih besar yaitu rasa tenang dan nikmat memenuhi otak beliau ketika melakukan shalat.


Seorang yang kaya raya telah meminjamkan rumah dan segala perabotannya kepada orang lain selama dua puluh tahun dengan janji
akan diminta kembali pada waktunya nanti. Setelah waktunya tiba, si pemilik rumah datang untuk mengambil hak miliknya. jika si
peminjam adalah seorang yang sadar atas hal tersebut, maka ia akan berterima kasih atas kebaikan yang telah diberikan kepadanya. la
tidak akan kecewa, malah terharu, karena dijaman sekarang masih ada orang yang mau membantu meminjamkan rumahnya sekian
lamanya. la akan berterima kasih berulang-ulang kepada si pemilik rumah dan kalau sudah mengucapkannya, rasanya plong sekali dan
penuh kebahagiaan.
13 Drs Sentot Haryanto. MS, Psikoiogi Shalat. Mitra Pustaka. 2003


Sikap ini akan terjadi tatkala kita mengembalikan kesadaran kita, bahwa segala sesuatu adalah milik
Allah. Dengan demikian, akan muncul perasaan bahwa sebenarnya kita tidak memiliki apa-apa. Hati bening sekali di kala rumah kita
terbakar, anak kita mati. ltu sernua bukan cobaan, tetapi hanyalah fitnah (presepsi) pikiran kita yang keliru, karena menganggap sernua
itu adalah hasil karya kita dan milik kita. Semakin kesadaran kita tertutup (rendah), maka semakin banyak pula ketersiksaan hati kita.

Praktek i'tidal

Berdirilah dengan tenang dan biarkan jiwa kernbali pergi ke hadirat Nya. Sadarkan, bahwa penglihatan dan pendengaran yang kita
sandang, pernafasan yang mengalir sendiri, jantung berdenyut tiada henti, daya kekuatan diri serta otak yang berpikir, kita selaraskan
dengan kemauan kodrat llahi. Lepaskan sernua itu pelan-pelan clan layangkan kepada Zat Yang Maha Meliputi. Setelah kita benarbenar
melepaskan sernua energi dan rasa memiliki, kita akan berada pada suasana tidak punya apa-apa. Kita hanyalah makhluk
mendapatkan celupan Allah (sibghatullah). Kita berada dalam kendali kehendak Zat Yang Maha Cerdas.
Biarkan suasana itu terasa sampai mantap. jangan terburu-buru untuk bersujud. Dalam kondisi seperti ini, tubuh Anda akan secara
otomatis menjadi rileks dan santai. Kondisi dimana otak Anda tidak bekerja optimal, seperti pikiran anak kecil: berpikir tanpa pola dan
tanpa persepsi. Yang Anda rasakan hanya getaran yang mengalir ke sekujur tubuh yang mengangkat perasaan Anda lepas


Sujud

Sujud merupakan puncak dari perjalanan ruhani kita. Pada saat itu, kita lepas dari seluruh ikatan duniawi, lepas dari apa yang kita
miliki, dan lepas dari pengakuan-pengakuan diri. Kita adalah hamba yang hanya menerima kuasa Nya, dihidupkan, dinafaskan,
diimankan, ditundukkan,digerakkan, ditakwakan, diislarnkan, dilembutkan, ditenangkan, diterangkan, dimatikan dan diperjalankan
menuju kehadirat Nya. Nabi bersabda, bahwa dari seluruh gerakan shalat, di dalam sujud inilah saat yang paling dekat dengan Allah
secara emosional.
Posisi sujud mempunyai dampak positif baik secara fisik maupun spiritual. Pada saat sujud, seseorang disadarkan bahwa dirinya
adalah makhluk yang rendah, makhluk yang lemah. Kemudian diperkuat dengan terapi kalimat yang memiliki getaran transendental yang
akan membawa orang semakin masuk ke dalam diri yang bening:
subhanarabiyal a'la wabihamdihi
Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi dan Maha Terpuji.


Profesor Hembing menjelaskan, bahwa pada gerakan sujud, sernua otot akan berkontraksi. Akibatnya bukan saja otot-otot akan
menjadi besar dan kuat, tetapi juga membuat urat-urat darah seperti pembuluh nadi (arteria) dan pembuluh darah balik (venae), serta
urat-urat getah bening (lympha) akan terpijat atau terurut, sehingga membuat peredaran darah dan lympha menjadi lancar. Beliau juga
menegaskan bahwa sujud sangat baik untuk membantu pekerjaan jantung dan menghindarkan mengerutnya dinding-dinding pembuluh
darah (arteriosclerosis). Waktu sujud, darah dikirim ke otak, berkumpul di otak dan mengalirkan kebutuhan oksigen untuk otak. Oksigen
ini sangat dibutuhkan otak. Menurut ahli kesehatan, otak membutuhkan 20 persen oksigen dari seluruh oksigen yang masuk ke dalam
tubuh. Setelah sujud, terus duduk (iftirasy) atau berdiri kembali sehingga darah turun dari otak kembali lagi ke seluruh tubuh sesuai
dengan fisiologi tubuh. Proses sirkulasi darah itu mengangkut darah yang baru untuk memberikan zat pembakar (oksigen) kepada
jaringan-jaringan tubuh 14.

Di dalam shalat yang dilakukan sendiri, sering Nabi melakulkan sujud lama sekali sehingga diriwayatkan beliau memiliki tubuh yang
sehat dan ideal. Padahal beliau melakukan aktivitas yang sangat padat dan berat. Bagi beliau, shalat merupakan tempat
mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Dengan shalat, beliau merasa tenang dan bahagia, kondisi sangat dibutuhkan bagi seorang
pejuang maupun profesional.


Praktek sujud

Lakukan sujud sehingga sempurna. Bagi laki-laki, kedua siku hendaknya agak direnggangkan dari pinggang. Demikian pula,
hendaknya direnggangkan jarak antar kedua kaki. Sebaliknya bagi wanita, hendaknya merapatkan antara kedua kakinya. Bagi laki-laki,
sebaiknya bersujud dengan perut agak terangkat. Sebaliknya bagi wanita, sebaiknya bersujud dengan lebih merapatkan perut dengan
pahanya. Untuk kedua telapak tangan, hendaknya diletakkan di atas tanah sejajar dengan bahu sambil merapatkan atau
merenggangkan sernua jari-jari tangan. Lalu diamlah sehingga benarbenar terasa Anda telah berserah total.
Ketinggian kesadaran manusia adalah setelah ia menyadari bahwa dirinya adalah tubuh yang terbuat dari tanah kemudian akan
dikembalikan sebagai tanah asalnya. Ketinggian ruhani manusia adalah di saat ruh pergi kehadirat Nya, sebagai asal rnuasal sebelum
ruh ditiupkan kepada sebongkah tanah yang tidak bisa apa-apa. Inilah puncak kesadaran kita sebagai manusia. Rasulullah ketika
melakukan sujud sering dianggap telah meninggal karena saking lamanya



Dengan membaca:
subhanarabbiyal ala wa bihamdihi .....
subhanarabbiyal ala wa bihamdihi .....
subhanarabbiyal ala wa bihamdihi .....
aakan menterapi mental kita untuk menjadi manusia yang lebih bak, yaitu manusia yang selalu sadar akan dirinya, man arafa nafsahu
faqad araf rabbahu, sehingga ia akan selalu bersujud dalam segenap keadaan.


Duduk iftirasy

Setelah sujud, kita kembali ke posisi duduk sambil mengucapkan : "Allabu akbar". Diharapkan
kita dapat mempertahankan posisi jiwa tetap berada di atas, selalu berada dalam keadaan mi’raj dan selalu ada di dalam kesadaran
sedang berada dihadapan Nya (ihsan).
Sikap ihsan ini tidak akan bisa terjadi dengan menciptakan suasana tertentu di dalam pikiran. Ihsan baru benar-benar bisa terjadi
karena adanya kekuatan yang membawa kita pada posisi seperti ini, sehingga kita tidak sibuk dan capek untulk menciptakan suasana
(conditioning). Kita bukan mengadakan, bukan menciptakan, tetapi rasa ihsan akan ada begitu saja karena adanya nur ilahi yang
memancar kepada jiwa. jadi kita hanya diterangi, dibawa, diperjalankan. Kita bukanlah membuat shalat menjadi enak, tetapi shalatlah
yang menjadikan kita enak dan nyaman.

Pada posisi duduk iftirasy ini, Rasulullah melakukannya lama sekali sehingga dikira beliau lupa,oleh jamaah di belakangnya. Bisa
dipahami mengapa Rasulullah begitu lama melakukannya.Didalamnya terdapat bacaan doa yang mengajak kita untuk berkomunikasi
kepada Allah, meminta pertimbangan, memohon kesejahteraan, dan kesehatan maupun ampunan. Secara psikologis manusia akan
merasa lega setelah melampiaskan persoalan yang menghimpitnya kepada sahabat yang paling dekat. la akan merasa puas apabila
sang sahabat memberikan tanggapan dan empati yang menenangkan, menghibur dan memberinya jalan keluar. Keadaan itu masih
terasa sampai ke esok harinya. Persoalan dalam dadanya terasa dicabut


Saat kita mengatakan kepada Allah : " Ya Allah ampuni aku ", diamlah sejenak. Biarkan sampai Anda merasakan sesuatu yang
mengalir, seolah Anda sedang menunggu respons yang membuuat dada Anda seperti diberi energi yang menyejukkan. Lanjutkan :"Ya
Allah rahmati Aku, lalu diam lagi sejenak, sehingga Anda benar-benar bisa membedakan energi yang mengalir antara kata-kata yang
satu dengan yang lainnya


" Ya Allah beri aku jalan mendapatkan rizki", ...biarkan Anda berpikir nol (zero mind) agar mampu menangkap getaran ilham. llham itu
akan turun spontan ke dalam pikiran spiritual Anda berupa insight, yaitu suatu bahasa setitik (enlightment) tetapi mengandung ilmu
pengetahuan yang sangat luas. Dia datang dengan pengertian yang tiba-tiba, bukan hasil lamunan, yaitu sebuah keputusan yang jelas
dan tidak meragukan. Biasanya suasana ilham itu masih terasa saat dibawa ke dalam aktivitas di luar shalat. Hal ini baik bagi orangorang
yang sibuk serta banyak memerlukan inspirasi dan kreasi dalam menjalankan pekerjaannya. Rasulullah telah rnempraktekannya,
Di saat beliau mengalami kebuntuan di dalam menjalankan strategi dakwahnya serta mendapat serangan dan ancaman kaurn yang
memusuhinya, maka beliau segera melakukan shalat dua raka'at.

Lanjutkan memohon : "Ya Allah berilah saya informasi dan petunjuk (hidayah)". Lalu diamlah sambil menyampaikan apa yang menjadi
persoalan kita. Tunggu keputusan Allah yang akan disampaikan melalui getaran ilham (kalam), atau tuntunan (isymat) yang terkadang
disampaikan melalui tanda alam sambil dibarengi perasaan yang jelas. Atau lebih enak lagi kalau disampaikan berupa keadam yang
sebenarnya (kasyaf), dimana kita. ditampakkan keadaan dengan gambar yang jelas tanpa hijab (clear voyance). Apa pun bentuknya,
sernua petunjuk itu adalah baik dan berguna. Tetapi jangan mengatur kehendak Allah, biarkan Dia yang menuntun dengan kemauan-
Nya yang haq.


Kemudian kita lanjutkan dialog kita dengan mengatakan: "Ya Allah mohon kesembuhan (afiat)". Pikirkan bagian tubuh kita yang terasa
sakit, lalu sampaikan rasa sakit tersebut sehingga Anda merasakan ada respons getaran yang mengalir terhadap bagian yang sakit itu.
Pelan-pelan akan terasa berkurang rasa sakitnya. jangan memaksa Allah dalam melakukan penyembuhan terhadap sakit Anda, kita
diminta untuk berserah diri. Kalaupun Allah menolak untuk menyembuhkan, itu pun akan disampaikan melalui shalat Anda dan Anda pun
dipersiapkan (dialiri rasa bersedia oleh Allah) untuk menerima atas keputusan Allah tersebut, sehingga sakit bukan lagi sebagai siksaan
tetapi menjadi sarana untuk menyerahkan diri dengan serela-relanya.

Kemudian tutuplah dengan :"Ya Allah ampuni aku".


Praktek duduk iftirasy

Duduklah dengan tenang dan berdialoglah dengan Allah dengan sebenar-benarnya.
Rabbighfirli. Diarnlah sampai Anda merasakan respons ampunan Nya.
Warhamni. Diamlah sampai ada aliran rasa kasib menelusup ke dalam jiwa.
Wajburni. Diarnlah, biarkan energi llahi rnembenahi kekurangan dan kelemahan kita.
Warfa'ni. Diamlah sejenak agar ketinggian deraiat Allah mengangkat martabat kita.
Warzuqni. Diamlah. Bukan melamun tetapi menyampaikan hajat kita tentang persoalan rizki dan usaha kita.
Pastikan sampai ada pencerahan tentang jalan keluar maupun kabar gembira dari Allah.
Wahdini. Mohonlah petunjuk dengan penuh kesadaran dan menunggu informasi yang kita butuhkan.
Wa a'fini. Serahkanlah kontrol atas kesehatan tubuh yang tampak maupun yang tidak tampak Rasakan
munculnya perubahan-perubahan secara fisik atau berkurangnya rasa sakit.
Wa'fu'anni. Haturkan permohonan maaf kepada Allah dengan sepenuh jiwa, agar renspon maaf dari Allah itu
dikirimkan ke daiam jiwa sehingga kita bisa merasakan kelegaan yang luar biasa.



Tasyahud awal dan akhir


Tasyahud merupakan persaksian dan penghormatan seorang hamba kepada Tuhan semesta alam. Saat itu kita sedang berada
dihadapan Nya. Perjalanan spiritual kita telah sampai kepada tujuan utarnanya yaitu untuk ber-musyabadah dan memberi penghormatan
yang setinggi-tingginya kepada Allah. Inilah cita-cita yang paling ditunggu-tunggu oleh orang-orang mukmin, yaitu bertemu langsung
dengan Allah. Ingin mengungkapkan dan mengenang kerinduan persaksian ruh di alam azali, di saat Allah berkata: "Alastu birabbikum?
Qaluu bala syahidna - Bukankah Aku ini Tuhanmu? (jawab ruh) Tentu ya Allah, kami semua bersaksi". (QS. AI A'raaf. 172)
Kesadaran ini membuat kita tidak bisa berkata-kata lagi karena begitu besarnya rahmat Allah yang mengalir. Tanpa disadari derai air
mata tiba-tiba membasahi pipi, bahkan tubuh kita bergetar di saat mengatakan: "Asyhadu an laailaha illallah wa asyhadu anna
muhammadar rasulullahi ". Entah apa lagi yang bisa diucapkan kepada Nya kecuali hanya memberi salam penghormatan yang tinggi
dan menitip salam kepada kekasih Allah, Muhammad yang mulia. Juga menitip salam kepada hamba hamba yang bersanding disisi Nya,
yaitu para nabi dan para wali. Pertemuan ini akan selalu kita adakan sesering mungkin agar rahmat itu tidak putus dan informasi (ilham)
akan selalu mengalir untuk menjadi petunjuk hidup pribadi kit


Ya Allah, seandainya orang-orang tahu, bahwa Engkau selalu menjawab pesoalan-persoalan manusia secara langsung, barang kali
mereka akan bolak-balik datang untuk bertanya kepada Mu. Seandainya mereka tahu, bahwa rahmat Mu bisa dirasakan benar-benar
ada, langsung ke dalam dada, barang kali mereka akan datang terus menerus tidak kenal waktu untuk meminta Engkau mengisi
dadanya dengan ketenangan yang sejuk. Seandainya mereka tahu tentang rahasia ketinggian spiritual shalat, mereka. akan menunggu
waktu-waktu shalat dan melakukannya dengan hati yang senang dan gembira.

Semoga keselamatan, rahmat dan keberkatan Allah untulk semua ummat. Sebarkan salam ke seluruh penjuru agar terjalin hubungan
silaturrahmi yang baik dan menjadi dasar perdamaian antar sesama manusia di muka bumi in

Praktek tasyahud

Attahiyyatul mubarakatush shalawatut thayyibatulillah. Sadari, bahwa Anda sedang bertemu dengan Allah (musyahadah). Sikap ihsan
ini harus dijaga agar Anda selalu mendapatkan getaran iman secara konkrit serta keberkatan Nya. Sampaikan salam penghormatan
yang paling tinggi kepada Allah dan tundukkan hati agar keberkatan itu mengalir ke dalam hati kita. Diarnlah sejenak dan rasakan
respons keberkatan tersebut.
Assalarnu'aka ayyihannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuhu. Ucapkan salam kepada Nabi kita agar rahmat dan keberkatan
dari Allah SWT selalu tercurah kepadanya.
Assalamu'alaina wa'ala 'ibadillahish shalihin. Ucapkan salam kepada ruh kita sernua dan ruh harnba-hamba yang saleh yang
berada di sisi Allah
Asyhadu an laa ilaha illailahu wa asyhadu anna muhammadar rasulullahi. Berikrarlah dengan sungguh-sungguh dihadapan Nya.
Anda benar-benar bersaksi (ma'rifatullah) atas kebenaran keberadaan Allah dan Rasul Nya.
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama shallaita 'ala ibrahim wa 'ala ali ibrahim. Berdoalah kepada
Allah dan titipkan salam agar Allah mengalirkan salawat kepada Rasulullah dan keluarganya sebagaimana Allah telah memberikan
salawat kepada Nabi lbrahim dan keluarganya.
Wa barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali ibrahim fil'alamina innaka hamidum
majiid. Mohonlah keberkatan untuk Nabi dan keluarganya sebagaimana Allah telah memberikan keberkatan kepada Nabi lbrahim dan
keluarganya.
Diarnlah sejenak, kemudian tutuplah dengan salam.
Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wabarakaatuh (menoleh kekanan)
Assalamu'alaikum wa warahmatullahi wabarakaatuh (menoleh kekiri)
Bertakbirlah 'Allahu Abar".
Lepaskan ruh Anda sehingga
terarah kepada Yang Maha
Besar, Yang Tak Terbatas
Sadarkan, bahwa penglihatan
dan pendengaran yang kita
sandang, pernafasan. denyut
jantung, kekuatan diri dan
otak yang berfikir, kita
seIaraskan dengan kemauan
kodrat Ilahi.